Hakikat Taqwa

Oleh: Ust. Lathief Abdallah
(Pengasuh Pondok Baitul Hamdi
)

Pelitasukabumi.id – Puasa melatih seorang muslim untuk meraih taqwa. Sesuai Firman Allah SWT, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al Baqarah [2]: 183)

Menurut Al Jurjani dalam kitab at ta’rifat, secara bahasa taqwa dari kata al-itqa’, huwa ittikhadzul al wiqoyah bermakna membuat penjagaan, pemeliharaan. Secara istilah taqwa adalah, shiyanat an nafsi ‘amma tastahiqu al uqubata min fi’lin au tarkin, menjaga diri dari sesuatu yang berakibat mendatangkan sanksi, baik karena melakukan perbuatan atau meninggalkannya. Seperti dalam Q.S. At-Tahrim [66] ayat 6: “Hai orang yang beriman!, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka!”

Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Minhajul Abidin Tahqiq Dr.Musthafa Alhalawi halaman 128, kalimat taqwa yang terdapat di dalam Al-Quran mengandung tiga makna; alkhasyyah, attha’ah, attanzih.

Pertama, bermakna alkhasyah (takut dan kagum). Taqwa kepada Allah adalah rasa takut akan adzab Allah Ta’ala. Makna ini tersebut antara lain dalam firman Allah SWT ; “Dan bertakwalah (takutlah) suatu hari yang kamu akan dikembalikan kepada Allah”(Q.S. Al-Baqarah [2]: 281)

Kedua, bermakna attha’at (patuh) Taqwa kepada Allah Ta’ala berarti tunduk patuh kepada segala aturan (syariat) Allah Ta’ala. Seperti dalam firman Allah SWT, Hai sekalian orang yang beriman, bertakwalah (taatlah) kepada Allah dengan sebanar-benar takwa (taat)” (Q.S. Ali Imran [2]: 102)

Baca Juga :  Marhaban Ya Ramadan

Ketiga, bermakna attanzihu (menyucikan hati dari dosa). Taqwa kepada Allah Ta’ala adalah membersihkan diri dari apa yang dibenci oleh Allah Ta’ala. Seperti dalam firman-Nya ; “Dan barang siapa taat kepada Allah dan rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”(Q.S. An-Nur [24]: 52) Kata “taqwa” dalam ayat terakhir di atas bermakna menyucikan hati dari dosa. Karena taat dan takut disebut sebelumnya.

Bila pada diri seseorang ada rasa takut akan ke Maha Besaran dan ke Maha Kuasaan Allah, takut akan ancaman siksa-Nya, akan muncul ketaatan dan ketundukan terhadap segenap perintah Allah dan beribadah hanya kepada-Nya. Kemudian membersihkan jiwanya dari segala kotoran yang merusak setiap amal ibadahnya. “Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya). (Q.S. An-Naziat [79] :37-41)

Bagikan Pelitasukabumi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Punten Teu Kenging Copas nya, Mangga hubungin IT Pelitasukabumi.id 081563116193