Oleh :Ust.Lathief AbdallahPengasuh Pondok Baitul Hamdi
Jika kita mengukur kebesaran dengan pengaruh ia adalah seorang raksasa sejarah. Ia berjuang meningkatkan tahap ruhaniyah dan moral suatu bangsa yang tenggelam dalam kebiadaban karena panas kegersangan gurun. Dia berhasil lebih sempurna dari pembaharu manapun; belum pernah ada orang yang begitu berhasil mewujudkan mimpi-mimpinya seperti dia. Sejarawan dunia terkenal, Will Durant dalam bukunya The Story of Civilization, ketika menggambarkan keberhasilan Nabi Muhammad dalam membangun peradaban baru dunia.
Dalam AlQur’an, Allah Swt. berfirman:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ. وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. al-Jumu’ah (62) :2-3)
Ayat di atas menjelaskan enam misi besar yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Pertama. Misi perubahan dan kebangkitan. Beliau dilahirkan ditanah arab dimana saat itu penduduknya berada dalam keterbelakangan pengetahuan. Qur’an menyebutnya ummiyyin( فِي الأمِّيِّينَ ).
Ummiyyin adalah bangsa Arab yang pada umumnya mereka tidak pandai membaca dan menulis. Demikian juga Muhammad Saw diutus dari bangsa mereka seorang yang ummi sebagai mana keadaan mereka. Disitulah letak kemukzijatan al-Qur’an sebagai bukti ke-Rasulan Muhammad Saw bahwa al-Qur’an itu bukan karya manusia bukan pula karya Beliau Saw..
وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ.
“Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum (Al Quran) dan engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya” (al-Ankabut : 48)
Lebih dari itu sebagai bukti kerasulannya adalah keberhasilan Beliau Saw yang mampu membangun peradaban tinggi dalam waktu cepat ditengah kaumnya yang terbelakang dari berbagai sisi seperti diungkap oleh sejarawan dunia diatas
Kedua. Agar manusia menemukan Tuhan Pecipta dan hanya menyembah kepadanya. Misi Rasulullah mengajak manusia untuk menemukan Allah sebagi Tuhan dengan membaca ayat-ayat yang ada di alam ( يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ). Ayat -ayat Allah bermakna tanda-tanda adanya Allah Maha pencipta.
Dengan memperhatikan alam semesta dan seluruh yang ada didalamnya maka kita akan menemukan ke Maha Hebatan dan Kemaha Kuasaan Sang Khaliq, Allah Swt.
” تَفَكَّرُوا فِي خَلْقِ اللَّهِ ، وَلا تَفَكَّرُوا فِي
اللَّهِ“ (رواه أبو نعيم عن ابن عباس)
“Berfikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir tentang Dzat Allah” (HR. Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas).
أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ . وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ . وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ . وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana diciptakan, dan langit bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?.”
(Qs. al-Ghasyiyyah : 17-20)
Ketiga. Misi Rasulullah untuk membersihkan Jiwa manusia (وَيُزَكِّيهِمْ) yang kotor baik pemikiran dan perasaannya yang telah melahirkan peradaban dan kebudayaan jahilyah.
Kemusyrikan dalam aqidah, penyelewengan terhadap ajaran ilahi, sikap takabur, hasud iri dengki, pamer dan permusuhan antar komunitas, cara pandang terhadap jender, dan status sosial telah mengotori jiwa mereka. Maka Rasulullah sucikan jiwa mereka, mendidik mereka menjadi manusia yang menghargai kemanusian, memiliki kecerdasan tinggi dan bermoral mulia.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Yaitu) di hari harta dan anak-anakku laki-laki tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy Syu’aro’: 89).
Keempat. Misi Rasulullah berikutnya adalah mengajarkan al-Qur’an dan Assunnah (وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ), Pedoman yang sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai panduan dalam mengarungi belantara kehidupan. Pedoman yang pasti benarnya adalah yang datang dari pencipata manusia itu sendiri. Itulah al Qur’an dan Asunnah yang memberitahukan kepada manusia kabar masa lalu, tuntunan masa kini dan berita masa depan. Sehingga manusia menemukan jawaban darimana, mau kemana dan harus bagaimana.
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. ” (HR. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm)
Kelima. Menjelaskan peradaban jahilyah adalah tatanan hidup tanpa bimbingan ilahi. Spiritual Bangsa Arab kering dan kotor; Keyakinan, pemikiran dan perasaan mereka diliputi oleh kabut kebodohan, sehinga mereka tidak menemukan hakikat kebenaran dalam berbagai segi. Masalah teologi, Pranata sosial, moral dan politik benar-benar ada dalam kubangan kegelapan dan kehancuran, kejahiliyahan dan kesesatan (لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ)
Jahiliyah bukalah nama suatu masa, sebuah tempat, suatu kaum tertentu tapi merupakan karakter, budaya, sistem yang tidak berdasar pada bimbingan ilahi. Jahilyah itu bisa terulang ditengah-tengah kita yang mengaku masyarakat modern. !
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? dan siapakah yang lebih baik hukumnya daripada Allah bagi orang-orang yang yakin?” (Qs. al Maidah :50)
Keenam. Misi berikutnya adalah bahwa Nabi Muhammad Saw dan ajaran Islam diturunkan untuk seluruh umat manusia, bukan untuk kaum tertentu, pada masa tertentu (وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ). Oleh karena itu tidak akan ada lagi Nabi dan Rasul setelahnya. Karena misi Rasulullah mencakup seluruh alam, Rahmatan lil slamin.
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam” (Qs. Al Anbiya (21):107).
Dengan visi besar tersebut dunia yang gelap kesesatan, tersinari dengan cahaya kebenaran. Lebih dari 12 abad pradaban Islam memimpin dunia.