Namun atas izin Allah, Nabi Ibrahim selamat dari hukuman keji tersebut. Karena mukjizat dari Allah kepadanya, api itu tidak mampuh membakarnya. Allah berfirman,
قُلْنَا يٰنَا رُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰۤى اِبْرٰهِيْمَ
“Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim,” (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 69)
Setelah melewati dua ujian berat. Datanglah ujian ketiga, dimana Ibrahim diperintahkan mengurbankan putra kesayanganya yang ia tunggu lama kehadiranya. Ibrahim dan anaknya pun rela dan ikhlas siap melaksanakan perintah Allah Swt.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَا لَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَا مِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَا ذَا تَرٰى ۗ قَا لَ يٰۤاَ بَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”(QS. As-Saffat 37: Ayat 102)
Semua ujian itu dijalani oleh Ibrahim dengan penuh kesabaran dan ketawakalan kepada Allah SWT. Sabar dan Tawakal merupakan buah kekuatan keimanan dan ketauhidan kepada Allah SWT.
الله أكبر ×٣ ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iedul Adha Rahimakumullah
Pelajaran kedua. Nabi Ibrahim AS, memberikan teladan bahwa tidak ada kecintaan yang paling tinggi melebihi kecintaan kepada Allah SWT. Kecintaan kepada Allah SWT melebihi kecintaan kepada pasangan, anak, harta dan tahta. Kecintaan kepada Allah SWT ini tentu harus diwujudkan dalam ketaatan menjalankan semua perintah-Nya.
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
Artinya: Orang-orang yang beriman lebih kuat cintanya kepada Allah.
(Q.S. Al Baqarah :165)
Kecintaan kepada Allah mesti menunda ego, kepentingan dan keinginan pribadi, bahkan mengalahakan sesuatu yang paling kita cintai. Sebagaimana Nabi Ibrahim siap mengorbanakan anak yang telah ia tunggui kehadirannya selama100 tahun. Demikian Isma’il anaknya, juga istrinya rela menerimanya. Semua semata untuk taat kepada Allah, karena cintanya mereka kepada Allah Sang Maha Pemilik segalanya.
الله أكبر ×٣ ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iedul Adha Rahimakumullah.
Pelajaran ketiga. Nabi Ibrahim mengajarkan akan ketundukan secara total terhadap syari’at Allah
Sebagian kita ada yang merasa berat ketika aturan syari’at berbeda dengan kehendak. Sebagian lagi ada yang memilah-milih syari’at sesuai dengan keinginan. Jika ada untungnya, ada uangnya mereka tegakkan peraturannya. Jika dipandang merugikan kedudukan dan kekuasaan, tak malu mereka sebut syari’at itu membahayakan hingga tuduhan ekstrim dan radikal. Padahal merasa berat dihukumi syar’iat, memilah milih aturan syari’at bukanlah sikap seorang muslim tapi mental orang munafik dan orang kafir. Muslim yang benar adalah menerima Islam secara kaffah, totalitas utuh dan menyeluruh.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208)
Nabi Ibrahim telah mengajarkan tentang loyalitas dan totalitas tanpa batas, ketundukan dan ketaatan tanpa kecuali. Walau tak sesuai dengan selera, bahkan dipandang irasional oleh akal, jika itu perintah Allah SWT, samina wa atha’na, kami degar kami laksanakan.
Ibrahim tidak protes kepada Allah. Mengapa wahai Tuhan, Egkau memerintahkan untuk menyembelih anakku? Bukankah itu bertentanan dengan hak asasi manusia? Ibrahim sama sekali tidak mempertanyakan itu kepada Allah. Karena memang sejatinya manusia tidak layak menggugat apa diperbuat Allah Maha Pencipta. Perbuatan manusialah yang akan dipertanyakan. Apakah mengikuti perintah Allah atau membangkang-Nya.
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ.
” Allah tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai” (QS. Al-Anbiya : 23)
الله أكبر ×٣ ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iedul Adha Rahimakumullah.
Di penutup khutbah ini, marilah kita memohon kepada Allah agar diberi keteguhan iman, dikokohkan keyakinan, hidup selalu lurus di jalan kebenaran. Juga kita memohon agar kaum muslimin dijauhkan dari segala bala dan bencana, wabah dan musibah. Dijauhkan dari kezaliman dan kejahatan. Diturunkan rahmat dan keberkahan. Khusus untuk saudara kita di Palestian yang sudah 8 bulan lebih melawan agresor paling jahat di dunia yaitu Zionis Yahudi Israil.
Semoga Allah beri kesabaran kepada mereka, keteguhan, kekuatan dan
Pertolongan. Semoga Allah turunkan azabnya kepada manusia terlaknat Zionis Israil itu dengan kehancuran dan kehinaan. Amin yrb.
إِإِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِ يَاَيُّهَاالَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّوَسَلِّم وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ الهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ آمين يَا مُجِيْبَ السَـائِلِيْنَ
اللَّـهُمَّ اغْفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين اللَّهُمَّ انْصُرْإِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين اللَّهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَهُمْ وَأَ نْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَىقُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ اللَّهُمَّ دَمِّرِ لْيَهُودا وَ إِسْرَآئِل وَشَتِّتْ شَمْلَهُم وَ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ اللَّهُمَّ انْصُرْ المُجَاهِدِينَ على أَعْدَائِنَا وَأَ عْدَاءَ الدِّين بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًاقَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
*Pengasuh Pondok Baitul Hamdi