Oleh: Ust. Lathief Ab Pengasuh Pondok Baitul Hamdi
Kita tengah memasuki awal tahun baru Hijriah 1446 dan meniggalkan tahun sebelumnya, 1445 Hijriah. Pada setiap pergantian tahun kita petik beragam hikmah, antara lain sebagai berikut;
Pertama. Mengevaluasi diri atau muhasabah diri. Yaitu memeriksa diri, mengaudit segala hal yang pernah kita lakukan dan yang belum kita laksanakan. Apa saja kesalahan, kelemahan dan kekurangannya di masa lalau untuk kemudian diperbaiki dimasa depan. Agar kelak di yaumul qiyamah menjadi ringan saat dihisab oleh Allah Swt.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dia perbuat untuk Hari Esok (Akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Mahatahu atas apa yang kalian kerjakan (TQS al-Hasyr [59]: 18).
Kedua. Dengan pergantian tahun jadikanlah segalanya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Setiap orang yang berfikir sehat akan selalu bergerak menuju hal yang lebih baik dan lebih baik
“Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR. Al Hakim).
Ketiga. Berganti tahun hakikatnya umur semakin berkurang. Berganti tahun hakikatnya kematian semakin mendekat. Perlu diingatkan bahwa kematian pasti menimpa siapapun. Para raja, rakyat jelata, orang kaya orang miskin semua akan mati. Ingatlah! Siapapun orangnya dan apapun kedudukannya pasti ia akan dijemput kematian. Bila ajal tiba kematian tak bisa dipaju mundurkan barang sesaatpun. Jika kematian telah mendekat siapapun tak bisa lari dan bersembunyi darinya!
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. [QS. Ali Imran: 185]. Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).(QS. Yunus [10] : 49`) “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh” (QS. An-Nisaa: 78)
Keempat. Jadikanlah umur yang berkualitas. Umur kita memang terukur waktu terbatasi masa. Namun kita bisa mengisinya dengan amal yang berpahala tak terukur dan tak terbatas. Shalat selalu berjamaah, rajin silaturahmi dan berdakwah, memdidik anak menjadi salih dan salihah, berinfak dan bersadaqah jariyah. Adalah diantara bentuk amal yang bernilai besar bahkan pahalanya mengalir hingga setelah mati
Rasulullah SAW,bersabda; “Sesungguhnya di antara amalan dan kebaikan seorang mukmin yang akan menemuinya setelah kematiannya adalah: ilmu yang diajarkan dan disebarkannya, anak shalih yang ditinggalkannya, mush-haf yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah untuk ibnu sabil yang dibangunnya, sungai (air) yang dialirkannya untuk umum, atau shadaqah yang dikeluarkannya dari hartanya diwaktu sehat dan semasa hidupnya, semua ini akan menemuinya setelah dia meninggal dunia”.(HR. Ibnu Majah)
Semoga sepanjang usia kita dihiasi dengan kebaikan. Dan dipenghujung umur kita berkahir dengan husnul khatimah. Amin Ya Rabbal Alamin…