Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabumi.id – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Dzikir Al-Fath, KH Fajar Laksana memandang bahwa program ustadz garis depan (UGD) merupakan sebuah langkah pemberdayaan masyarakat dan pengembangan dakwah Islam khususnya di daerah terpencil.
Demikian disampaikan Fajar saat meluncurkan program Ustadz Garis Depan (UGD) untuk pengabdian di empat desa yakni, Desa Dava, Widit, Basalale, dan Gogorea Pulau Buru, Maluku, Kamis (16/5/2024).
“Program ini ketiga kalinya diselenggarakan. Saat ini, kami mengirimkan ustadz ke tiga desa untuk membantu memberdayakan SDM (Sumber Daya Manusia) di masyarakat,” kata Fajar.
Dia menambahkan, delapan ustadz yang saat ini diterjunkan juga bakal mengajar mengaji, mengajar di sekolah dasar, membantu sisi teknologi, memakmurkan masjid, membangun masjid dan membantu keterampilan wirausaha warga setempat.
“Di lokasi itu tergolong daerah terjauh dan masih lemah dalam keterampilan kewirausahaan dan kita menerima memberikan jasa penuh mulai pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi dengan bebas biaya semuanya ditanggung ponpes,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, sejauh ini Ponpes Dzikir Alfath telah menerima 46 orang santri, di mana sebagian besar dari mereka merupakan mualaf.
“Nanti ada tambahan juga 41 orang mayoritas mereka mualaf. Yaitu, kebanyakan masih aliran kepercayaan. Sebab itu, kami juga menanggung seluruh biaya pendidikan mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi, termasuk biaya makan. Hal ini sebagai bentuk kepedulian Ponpes dalam mendidik generasi muda yang unggul dan berakhlak mulia,” ungkapnya.
Dia berharap, masyarakat di empat desa tersebut dapat semakin berkembang dalam berbagai aspek kehidupan, serta mendapatkan pencerahan dalam ajaran Islam. “Kami terus berkomitmen untuk melanjutkan program ini demi kemajuan bersama,” ujarnya.