Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabumi.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, menyebut lokasi terparah yang terdampak bencana cuaca ekstrem berapa di Kampung Cikondang Kecamatan Citamiang. Demikian disampaikan Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, lewat sambungan telepon, Kamis (7/11/2024).
“Salah satu lokasi terdampak paling parah berada di Kampung Cikondang, Kecamatan Citamiang. Puluhan rumah terendam banjir hingga 118 jiwa terpaksa mengungsi,” jelas Novian. Secara keseluruhan kata dia dampak cuaca ekstrem tersebut tercatat ada 200 kepala keluarga dengan total 509 jiwa terdampak.
Hujan dengan intensitas tinggi lanjut dia, mengguyur secara merata di Kota Sukabumi pada dua hari sebelumnya. BPBD) Kota Sukabumi juga mencatat, berdasarkan data yang masuk hingga Rabu (6/11/2024) cuaca ekstrem tersebut mengakibatkan bencana banjir, longsor, pohon tumbang, hingga TPT jebol di 93 titik. Selain itu, 255 unit bangunan terdampak.
“Bencana kebanyakan memang akibat dari banjir limpasan. Setelah kami evakuasi di lapangan memang banyaknya terkait masalah tersumbatnya aliran air,” ujarnya.
Dia mengatakan, di lokasi-lokasi lainnya sudah bisa tertangani dengan baik. Pohon tumbang ada satu titik, sempat terjadi kemacetan dan sudah langsung diatasi oleh personel BPBD, dibantu Tagana, relawan, babinsa, babinmas, tambahnya.
BPBD dan TNI juga sudah membuat posko darurat penanganan pascabanjir di area Taman Cikondang, Kecamatan Citamiang. Posko didirikan untuk mengantisipasi warga yang sementara waktu tak bisa tinggal di rumahnya akibat banjir, serta untuk pemeriksaan kesehatan untuk para penyintas.
“Kendala pada saat penanganan, karena hujan turun secara merata dan kejadiannya hampir secara bersamaan, kami cukup keteteran juga. Karena itu kami utamakan dulu di lokasi-lokasi yang vital. Khususnya mengevakuasi warga guna mencegah korban jiwa.,” ungkap Novian.
Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji saat memantau langsung ke lokasi terdampak bencana di Kampung Cikondang pada Selasa malam menuturkan, Pemkot Sukabumi saat ini tengah fokus pada penanganan pascabencana di sejumlah titik.
“Karena curah hujannya begitu deras, laporan dari PSDA Jabar memang sungainya mengecil dan air membesar, ada beberapa rumah yang harus diperbaiki di kemudian hari karena memang sudah memakai lahan aliran sungai,” kata Kusmana.
Aparat RW ujarnya, sudah antisipatif dan juga respon dan beberapa warga menyediakan tempatnya untuk sementara mengungsi bagi warga yang terdampak.
Masih kata Kusmana, keberadaan sungai-sungai besar yang melintasi Kota Sukabumi, seperti Sungai Cimandiri, Cisuda, Cipelang, sertai sungai lainnya harus terus dijaga ekosistemnya. Kusmana juga menyoroti tentang tata ruang Kota Sukabumi agar lebih memperhatikan mitigasi bencana.
“Kita juga terus kaji tata ruangnya, mengevaluasi, identifikasi apa penyebabnya. Kalau di sini, di Cikondang, saya lihat langsung memang aliran sungainya mengecil sedangkan debit air membesar. Kita juga mengajak, mudah-mudahan ke depan RW dan warga untuk membersihkan aliran sungai, jangan sampai ada bangunan-bangunan di atasnya,” kata Kusmana.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin tak tinggal diam dia melakukan peninjauan langsung ke lokasi terdampak banjir di Kampung Cikondang, Rabu (6/11/2024). Dalam tinjauannya, Bey meminta masyarakat untuk tetap waspada mengingat cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga awal tahun depan.
“Kami menyampaikan untuk berhati-hati juga karena perkiraan BMKG cuaca ekstrem ini akan terjadi sampai April 2025. Sudah kami tetapkan di Jawa Barat siaga darurat cuaca ekstrem. Untuk tata ruang pastinya akan diperhatikan ulang. Untuk sekarang, yang bisa kita lakukan, bersih-bersih dan jangan buang sampah sembarangan,” tandasnya.