Amalur Rajul Bi Yadih, Empat Maqam Usaha

Oleh : Ust. Lathief Abdallah(Pengasuh Pondok Baitul Hamdi)

Pelitasukabumi.id – Dari Anas bin Malik RA berkata.”Rasulullah SAW pulang dari peperangan Tabuk lalu disambut oleh Saad bin Muadz al-Ansari, lantas Nabi SAW bersalaman dengannya kemudian Baginda bertanya: “Apakah yang menyebabkan tanganmu menjadi kasar ?” Dia pun menjawab: “Wahai Rasulullah, aku selalu memukul dengan tali dan penyodok tanah untuk menafkahi keluargaku.” lalu Nabi SAW pun mencium tangannya dan bersabda: ” Hadzihi yadun lan tamassuha annaru- Inilah tangan yang tidak akan disentuh api neraka”

Hadits di atas memberikan motivasi kepada para pejuang pencari nafkah. Bahwa bagi seorang muslim, kerja keras dalam usaha mencari rizki yang halal mendapat kehormatan di dunia dan di akhirat.

Pada faktanya kemampuan mencari nafkah itu bermacam posisi dan ragam jenis. “Inna sa’yakim lasyatta, sungguh usahamu beraneka macam”, kata Surat Allail ayat 4.

Setidaknya ada empat ‘maqom’ manusia dalam bekerja menggali nafkah, sperti ditulis oleh Robert Kiyosaki, dalam bukunya yang berjudul “ The Cashflow Quadrant; Pertama. Orang yang bekerja pada orang lain, darinya ia mendapat upah, disebut karyawan baik swasta atau pegawa negri. Ini masuk katagori Employee. LKebanyakan manusia bekerja di posisi ini. Dalam istilah fiqih disebut Ajir (orang yang diupah),

Kedua. Bekerja pada diri sendiri. Peroduksi sendiri jual sendiri hasilnya untuk diri sendiri. Ini masuk ke kelompok Self Employye, sesorang menggajih dirinya sendiri atau sebagai karyawan mandiri. Di level ini banyak kita saksikan, seperti pedagang kaki lima, pedang asongan, penjual jasa dsb.

Ketiga. Orang yang mampu membangun sebuah bisnis dan meperkerjakan orang lain. Ini berarti ia mampu menggaji diri sendiri sekaligus mengajih orang lain. Pada level ini disebut Bussenis, pak Bos, musta’jir (pengupah) dalam bahasa fiqh.

Baca Juga :  Isra Mi'raj, Healing Visual Dan Spirtual

Keempat. Kelas Investor dimana uang yang bekerja untuk orang, mony work for you. Mungkin orangnya seorang polistisi, aktivis sosial, ketua ormas, ketua partai yang nampak mereka seperti tidak bekerja. Tapi uangnya terus mengalir ke rekeningnya walau ia sedang tidur. Karena ia menyimpann saham, investasu modal di berbagai perusahaan. Semisal Elon Musk menghasilkan sekitar US$656 per detik atau sekitar Rp10,53 juta. Demikian juga Bill Gates, dalam 1 detik 5,5 juta uang mengalir ke rekeningnya. Keduanya masuk maqam keempat kelas dunia

Maqam, posisi atau Level diatas tidak bermakna yang paling mulia dan paling bahagia. Karena dalam kacamata Islam yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa, yang paling bahagia adalah yang mendapat ridla Allah SWT. Selama semua usaha itu sesuai syariat Allah, semua mendapat kemuliaan dan kebahagaian. Kendatipun ada derajat yang berbeda. mereka yang sudah mampu memperkerjakan orang lain akan mendapat nilai pahala lebih.

Rasulullah juga bersabda: “Barangsiapa yang di waktu sorenya merasa kelelahan karena kerja tangannya, maka di waktu sore itu ia mendapatkan ampunan.” (HR ath-Thabrani dan Al-Baihaqi).

Menarik dalam sebuah hadist nabi, pekerjaan terbaik adalah pekerjaan seseorang tangan sendiri, ‘amalu ar-rajuli biyadihi’.

Rasulullah SAW sempat ditanya perkara pekerjaan. “Ya Rasulallah, ayyul-kasbi athyabu? Qala amalu ar-rajuli biyadihi wa kullu bay’in mabrurin,”. Yang artinya: “Wahai Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik? (Nabi pun) berkata: “Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual-beli yang diridhai,” ( HR. Al Hakim)

‘Biyadihi’ bisa bermakna mandiri tidak menjadi beban orang lain, bermakna hasil produksi sendiri, tidak tergantung pada import. Bukan investasi asing, dsb. Kalau dalam negara, ‘biyadihi’ berarti berdaulat secara ekonomi.

Bagikan Pelitasukabumi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Punten Teu Kenging Copas nya, Mangga hubungin IT Pelitasukabumi.id 081563116193