Oleh: Ust. Lathief Abdallah (Pengasuh Pondok Baitul Hamdi)
Pelitasukabumi.id – Bulan Rabiul awal mengingatkan kita kepada sosok manusia mulia, manusia sempurna bernama Nabi Muhammad SAW yang diutus sebagai uswatun hasanah, suri tauladan bagi kehidupan segenap manusia dan rahmat bagi seluruh alam
Di bulan ini, sering diadakan peringatan untuk mengenang dan mempelajari sejarah hidup Nabi Muhammad SAW, sehingga muncul kecintaan kepadanya. Sebagaimana mereka para sahabat yang melihat langsung sosok agung ini, mereka mencintainya melebihi apapun yang dimilikinya.
Ada tiga peristiwa pada tanggal 12 Rabiul Awal yang berkaitan dengan perjalanan (sirah) Nabi Muhammad SAW, yaitu; hari maulid (lahir) Nabi SAW, hijrahnya dan wafatanya.
Pertama, Lahirnya Nabi Muhammad SAW. Ahli sejarah sepakat bahwa Nabi SAW dilahirkan hari Senin 12 Rabiul Awal pada tahun Gajah di Makkah, bertepatan dengan 20 april 570 M. Disebut tahun Gajah karena pada tahun kelahiran Nabi SAW ada pasukan Gajah yang dipimpin oleh Abrahah Al Asyram, seorang panglima perang Raja Najasi (Habasah). Bertujuan untuk meruntuhkan Kabah agar para ziyarawan beralih ke Kanisah Al Qullais, gereja besar di negaranya. Namun Kabah di jaga oleh Allah SWT langsung. Pasukan Gajah itu gagal dan hancur diserang oleh pasukan burung Ababil yang membawa batu batu panas melempari mereka. Peristiwa tersebut diabadikan dalam Qur’an Surat alfil.(Hasan Annadawi, Sirah Khatamin Nabiyin, hal 24).
Kelahiran Nabi SAW sendiri banyak diiringi dengan berbagai keajaiban.
Pada malam kelahiran Nabi Muhammad SAW, balkon istana Kisra runtuh, 14 gereja ambruk, api (sesembahan Majusi) di Persia padam yang sebelumnya menyala selama 1000 tahun, dan gereja Bahira ambles ke tanah.” (Imam Abu Abdilah az-Zurqani, Syarh Mawahibul Ladduniyyah, 2012: juz I, halaman 228).
Keajaiban secara pribadi beliau, disebutkan oleh para ulama saat beliau lahir ia dalam keadaan sujud lalu mengangkat kedua tangan ke atas seperti orang berdoa. Beliau lahir dalam keadaan sudah dikhitan. Bahkan Imam Qadhi Iyadh dalam kitabnya Asy-Syifamenyebut ada 132 keajaiban. Di antaranya, ketika lahir dan digendong oleh Asy-Syifa
Ummu Abdurrahman bin Auf, beliau (Nabi SAW) menangis keras dan berkata kepada Asy-Syifa,”Semoga Allah merahmatimu.”(rahimakillah). (Qadhi Iyadh, Asy-Syifa
bi Ta’rif Huquq Al-Mushtafa, hal. 205).
Kelahiran Nabi SAW adalah kelahiran seseorang yang kelak mempunyai banyak keistimewaan di dunia dan akhirat dalam segala aspeknya.
aspek kepemimpinan dan kemiliteran, juga aspek pribadi beliau sebagai guru (murabbi), suami, dan sebagai manusia biasa. Seluruh prikehidupan Nabi SAW adalah istimewa, menjadi sumber inspirasi, literasi dan legislasi para pengikutnya dari masa ke masa.
Di antara keistimewaan Nabi SAW ialah beliau memegang dua kedudukan sekaligus, yakni sebagai nabi sekaligus kepala negara. Syekh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahullah berkata : “Maka Nabi Muhammad SAW dahulu memegang kedudukan kenabian dan kerasulan, dan pada waktu yang sama Nabi SAW memegang kedudukan kepemimpinan kaum muslimin dalam menegakkan hukum-hukum Islam.” (Taqiyuddin an-Nabhani, Nizhamul Hukm fil Islam, hal. 116-117).
Tugas kenabian berakhir dengan wafatnya Nabi SAW. Namun tugas kepemimpinan negara ini tak berakhir, melainkan dilanjutkan oleh khalifah-khalifah sebagai kepala negara Khilafah sepeninggal Nabi SAW.
Peristiwa kedua, hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Kendati bulan Muharram ditetapkan sebagai awal perhitungan tahun Hijriyah. Namun hijrahnya Nabi SAW terjadi pada bulan Rabiul Awal. Tahun Islam disebut tahun Hijriyah karena dihitung sejak Nabi dan umat Islam hijrah dari Makah ke Madinah.
Beliau mulai berhijrah meninggalkan Makah malam Senin tanggal 1 Rabiul Awal tahun I Hijriyah (16 September 622 M). Selanjutnya memasuki Madinah hari Jumat tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1 H (28 Sepetember 622M. (Shafiyurrahman Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah (terj.), hal. 232-233;).
Hijrahnya Nabi SAW ke Madinah bukan karena beliau takut akan dibunuh oleh Quraisy. Namun karena di Madinah terdapat kesiapan masyarakat untuk menegakkan Daulah Islamiyah dan mendukung dakwah Islam yang diemban Nabi SAW. Sebelum hijrah, terjadi peristiwa Baiat Aqabah II di Makkah antara Nabi SAW dan Suku Auz dan Khrazraj dari Madinah. Baiat ini sesungguhnya adalah akad pendirian Daulah Islamiyah, antara Nabi SAW di satu pihak, dengan Suku Aus dan Khazraj di pihak lain. (Taqiyuddin an-Nabhani, Ad-Daulah Al-Islamiyah, hal. 47).
Hijarah ke madinah secara de jure dan de facto sebagai titik awal berdirinya negara Islam pertama yang langsung dipimpin oleh Nabi SAW. Prof Dedi Ismatullah, dalam bukanya “Gagasan Pemerintahan Modern dalam Konstitusi Madinah”, menyebut bahwa Madinah adalah bentuk negara Islam modern saat itu. Negara yang memiliki organisasi kepemimpian dan konstutusi (Piagam madinah) yang melindungi kemajemukan.
Peristiwa ketiga, Wafatnya Nabi Muhammad SAW. Beliau wafat hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H. (Ibnu Katsir, As-Sirah An-Nabawiyah, Juz IV hal. 507.
Wafatnya Nabi SAW ini sekaligus awal lahirnya negara Khilafah Islam Rasyidah. Sebab pada hari yang sama, bahkan sebelum jenazah Nabi SAW dimakamkan, umat Islam telah membaiat Abu Bakar Shiddiq sebagai khalifah.
Nabi SAW meninggal pada waktu Dhuha hari Senin itu tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah. Sementara Abu Bakar Shiddiq dibaiat sebagai khalifah hari Senin itu pula.
Kemudian pada hari Selasa pagi harinya, Abu Bakar Shiddiq dibaiat secara umum oleh kaum muslimin di masjid (baiat tha’at/baiat ammah). Nabi SAW sendiri baru dimakamkan pada pertengahan malam pada malam Rabu. ( Lihat kitab Ajhizah Daulah Al-Khilafah, hal.13).
Walhasil, pada bulan Rabiul Awal telah terjadi tiga peristiwa besar, yaitu Maulid Nabi SAW sebagai lahirnya seorang pembawa risalah Islam, hijrahnya Nabi SAW sebagai berdirinya Daulah Islamiyah pertama, dan wafatnya beliau sekaligus lahirnya Khilafah Rasyidah.