Oleh. Lathief Ab(Pengasuh Pondok Baitul Hamdi)
Pelitasukabumi.id – Puasa merupakan bagian pokok ibadah dalam syariat islam. Setiap syariat selalu mengandung hikmah. Dalam ibadah puasa setidaknya terdapat lima hikmah yang bisa dipetik ;
Pertama. Puasa melatih pengendalian nafsu. Sumber nafsu terutama ada pada dua hal, ‘albatnu wama tahtal bathni’ (nafsu perut dan di bawah perut). Islam tidak mematikan nafsu tidak pula meliarkannya. Namun islam mengendalikanya agar manusia berada pada martabat mulia. Puasa mengatur sementara waktu makan dan syahwat, agar nafsu terkendali dan terukur. Rasulullah saw. bersabda,“Puasa adalah perisai dari neraka, seperti perisai salah seorang diantara kamu dari peperangan”. (H.R. Ahmad)
Kedua. Puasa dapat menyehatkan badan. Jika puasa dilaksanakan sesuai anjuran dari mulai sahur di akhir waktu dan berbuka di awal waktu, mengawali buka dengan makanan yang manis seperti kurma, akan membawa kesehatan pada tubuh. Banyak penelitian medis yang menunjukkan bahwa puasa merupakan terapi sehat. Rasulullah SAW. bersabda, “Puasalah kalian niscaya kalian akan sehat” (H.R. Ibnu As-Sunniy dan Abu Nu’aim )
Ketiga. Puasa menguatkan ketajaman dan kepekaan jiwa. Kadang manusia memilki sifat ego, mementingkan diri sendiri. Di antara penyebab keras dan kurang pekanya hati karena perut selalu kenyang. Dengan puasa seseorang akan merasakan haus dan lapar hingga timbul rasa peduli kepada sesama yang kesehariannya terbiasa menahan haus dan lapar karena kekurangan. Rasulullah SAW. bersabda, ” Rabbku menawarkanku untuk merubah padang pasir Makkah menjadi emas, aku berkata: “Rabb, aku hanya ingin kenyang sehari dan lapar sehari -beliau mengucapkan sebanyak tiga kali atau sepertinya- bila aku lapar, aku menundukkan diri padaMu, mengingatMu dan bila aku kenyang, aku bersyukur padaMu dan memujiMu.” (H.R. Turmudzi). Dalam hadist lain disebutkan, “Tidaklah beriman kepada-Ku orang yang tidur dalam keadaan kenyang. Sedang tetangganya kelaparan sampai ke lambungnya. Padahal ia (orang yang kenyang) mengetahui.” (H.R. Bukhari )
Keempat. Bagi yang berpuasa akan mendapat kebahagiaan psikologis. Ini hanya akan dirasakan oleh orang yang beriman dan berpuasa. Seorang muslim merasa bahagia bila mampu melewati kehidupan sesuai dengan perintah Allah hingga meraih ridha-Nya. Rasulullah saw. bersabda, “Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (Muttafaq ‘alaihi)
Kelima. Dengan puasa hakikatnya seseorang sedang menuju derajat muttaqin. Yaitu orang-orang yang senantiasa menjalani kehidupannya sesuai syariat. Puasa telah mengatur keinginan dan kebiasaan. Aktivitas makan minum dan syahwat mengikuti waktu yang diizinkan syariat. Rela menahan lapar, haus dan letih demi melaksanakan syari’at. Demikianlah hakikat taqwa. “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”(Al-Baqarah: 183)
Demikian di atara hikmah puasa, jika puasa dilaksanakan dengan benar kelima hikmah diatas akan diraih.