Pelitasukabumi.id – Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Sukabumi tengah menyidik dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) di Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Sukabumi.
Dugaan penyimpangan itu terkait pungutan retribusi tempat wisata yang tidak disetorkan sehingga berpotensi menimbulkan kerugian negara.
Kajari Kota Sukabumi, Ade Hermawan, mengatakan penyidik telah memeriksa puluhan saksi dari berbagai kalangan, mulai dari Aparatur Sipil Negara (ASN), pihak pengelola wisata, hingga saksi ahli. Selain itu, sejumlah dokumen dan bukti transaksi juga telah disita.
“Dari hasil penyidikan ditemukan indikasi perbuatan melawan hukum dan kerugian keuangan negara dalam pengelolaan tempat wisata di Kota Sukabumi. Temuan kami sudah masuk tipikor,” ujar Ade, Kamis (9/10/2025).
Ade menambahkan, indikasi penyelewengan itu ditemukan di Pemandian Air Panas Cikundul Kecamatan Lembursitu dan Taman Rekreasi Olahraga Kenari (TROK) Kecamatan Cikole.
Salah satu pejabat eselon II disebut telah dimintai keterangan. “Semua pihak yang diduga terlibat kami mintai keterangan, termasuk kepala dinas dan ASN di bawahnya. Mereka harus menjelaskan apa yang diketahui kepada penyidik,” katanya.
Meski demikian, Kejari belum mengumumkan besaran kerugian negara dan belum menetapkan tersangka. “Penyidik masih bekerja. Semoga segera terang benderang,” ucap Ade.
Saat ini, jabatan Kepala Disporapar Kota Sukabumi diisi Rahmat Sukandar, yang baru dilantik pada 21 Agustus 2025 menggantikan Tejo Condro Nugroho. Rahmat sebelumnya menjabat Kepala Diskominfo Kota Sukabumi.
Menanggapi kasus yang tengah bergulir, Rahmat memilih tidak berkomentar banyak. “Itu di luar ranah saya. Saya hanya fokus bekerja dan meningkatkan pelayanan publik dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas,” ujarnya.
Kasus Dugaan Korupsi Dispora Kota Sukabumi Kembali Mencuri Perhatian
