‎Ubah Sampah Jadi Emas, Pegadaian dan BSU Mandiri Dorong Literasi Keuangan Berbasis Lingkungan

Wartawan Iyus Firdaus

Pelitasukabumi.id – PT Pegadaian Cabang Sukabumi terus berperan aktif dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Lewat program GENCARKAN (Gerakan Nasional Cerdas Keuangan Menuju Indonesia Emas 2045).

‎Pegadaian menggandeng nasabah Bank Sampah Unit (BSU) Mandiri dalam kegiatan edukasi konversi sampah menjadi tabungan emas, yang digelar di GSG RW 14 Perumahan Taman Asri, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Sabtu (5/7/2025).

‎Program ini sejalan dengan visi Pegadaian dalam menciptakan masyarakat yang gemar menabung sekaligus peduli lingkungan. Melalui skema Clean and Gold, masyarakat diajak untuk memilah dan menyetor sampah ke BSU Mandiri yang kemudian dikonversi ke tabungan emas.

‎Pimpinan Pegadaian Cabang Sukabumi, Epi Rustandi, menekankan pentingnya perubahan perilaku dalam mengelola sampah.

‎”Sampah yang terpilah dan terkumpul bisa menjadi tabungan emas. Artinya, dari kegiatan bersih-bersih di rumah, masyarakat bisa mendapatkan manfaat ekonomi yang nyata,” ujarnya.

‎Menurut Epi, program ini bukan hanya mendorong pelestarian lingkungan, tapi juga memberi peluang penguatan ekonomi warga, khususnya nasabah bank sampah. Bahkan, dari uang recehan hasil setor sampah, bisa tumbuh tabungan emas yang nilainya akan meningkat seiring waktu.

‎Ke depan, pihaknya berencana memperkuat kolaborasi dengan BSU Mandiri dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi.

‎”Kami sedang siapkan skema teknis kerja sama. Yang utama sekarang, kami bantu fasilitasi pembukaan tabungan emas bagi para nasabah agar lebih mudah diakses,” katanya.

‎Sementara itu, Direktur Utama Bank Sampah Kota Sukabumi (Bank Sammi), Yusi Yulistiawati, mengungkapkan bahwa TPA Cikundul pernah menarik perhatian delegasi Jepang dan Thailand.

‎”Mereka menyebut tumpukan sampah itu sebagai gunungan emas. Ini menunjukkan bahwa nilai ekonomi sampah sangat besar jika dikelola dengan benar,” tuturnya.

‎Yusi menjelaskan, edukasi pemilahan sampah telah dilakukan sejak Januari 2024. Kesadaran masyarakat mulai tumbuh, dan kini mereka diedukasi lebih lanjut untuk mengonversi nilai rupiah hasil sampah menjadi emas.

‎”Perubahan mindset ini memang butuh proses, tapi kami terus dampingi melalui program-program edukatif,” jelasnya.

‎Ia juga menambahkan bahwa pendirian BSU Mandiri merupakan bagian dari program nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memperluas cakupan bank sampah induk.

‎”Kami berikan pendampingan, sosialisasi, dan edukasi. Saat ini sudah ada tiga BSU aktif dan 34 mitra dengan total 300 nasabah,” tandasnya.

Bagikan Pelitasukabumi.id
Baca Juga :  Wali Kota Sukabumi Paparkan Strategi Pembangunan Inklusif di FPD Kecamatan Baros

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Punten Teu Kenging Copas nya, Mangga hubungin IT Pelitasukabumi.id 081563116193