‎Sumber Data BPS, Mei 2025 Kota Sukabumi Alami Deplasi M-t-M 0,16 Persen


‎Wartawan Iyus Firdaus

‎Pelitasukabumi.id – Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi pada Mei 2025, menunjukkan bahwa beberapa harga komoditas bahan kebutuhan pokok seperti bawang merah, tarif rumah sakit, beras, cabai rawit, cabai merah, tarif, kentang dan bensin mengalami penurunan harga

‎Hal tersebut menyebabkan Kota Sukabumi Alami Deflasi M-to-M Sebesar 0,16 Persen Pada Mei 2025. Deflasi sendiri secara umum adalah, kondisi ekonomi dimana tingkat harga barang dan jasa secara umum mengalami penurunan.

‎Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam, pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemkot Sukabumi.
‎Erni Agus Riyani mengatakan, penyebab terjadinya deflasi diantaranya, adanya penurunan produksi, penurunan permintaan, hingga kebijakan moneter yang ketat.

‎”Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi, pada Mei 2025, Kota Sukabumi alami deflasi sbeesar 0,16 persen, “ujar melalui sambungan telepon, Sabtu (21/6/2025).

‎Dia menambahkan, beberapa komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi m-to-m pada Mei 2025, diantaranya, bawang merah, tarif rumah sakit, beras, cabai rawit, cabai merah, tarif, kentang dan bensin.

‎”Data dari Diskumindag juga pada umumnya, komoditas tersebut alami penurunan harga. Separti kentang dari Rp18 ribu menjadi Rp17 ribu per kg, cabai rawit dari Rp40 ribu menjadi Rp30 ribu per kg, kentang dari Rp18 ribu menjadi Rp17 ribu per kg, dan bawang merah dari 45 ribu per kg menjadi Rp40 ribu per kg,” jelas Erni.

‎Di bagian lain dia mengungkapkan, nilai inflasi, sambungnya, Kota Sukabumi terjadi inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 2,73 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,34. Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 9,4 persen dengan IHK sebesar 120,73.

‎”Data dari BPS menyebutkan, Inflasi y-on-y terjadi, karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Dintaranya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,6 persen,”tandasnya.

‎Pemkot Sukabumi bersama lintas sektoral  akan terus melakukan pengendalian. Seperti halnya, melakukan Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan, menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yg efektif antar stakeholder terkait.

‎Masih kata dia, dalam pengendalian inflasi, pihaknya bersama dinas dan lembaga lainya akan terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan, serta melakukan inventarisasi data dan informasi perkembangan harga barang dan jasa secara umum.

‎”Termasuk, menganalisis stabilitas permasalahan perekonomian daerah, yang dapat mengganggu stabilitas harga dan keterjangkauan barang dan jasa,”akunya.

‎Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki beberapa waktu lalu sempat mengungkapkan, bahwa Kota Sukabumi terus berupaya menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok dan memperkuat fondasi ekonomi daerah, melalui penguatan investasi dan inklusi digital.

‎”Alhamdulillah inflasi kita terjaga dengan baik di Kota Sukabumi, sehingga secara umum juga Jawa Barat terjaga dengan baik. Jika investasi tumbuh, daya beli masyarakat pun akan terus meningkat,”terang Ayep dikutip dari situsresmi pemkotsukabumi, saat ikut hadir di Pasamoan Agung yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat pada Rabu, belum lama ini.

‎Pengendalian inflasi yang efektif tidak hanya akan memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga membuka ruang bagi pertumbuhan sektor-sektor lain, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat, tambah Ayep.

Bagikan Pelitasukabumi.id
Baca Juga :  Ketua PWI Kota Sukabumi Terpilih Paparkan Visi dan Misi di Raker Perdana 2024-2027

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Punten Teu Kenging Copas nya, Mangga hubungin IT Pelitasukabumi.id 081563116193