Bangkrut di Hari Kiamat: Ketika Ibadah Tak Lagi Jadi Penolong

Penulis: H. Budhy Lesmana (Kang BG)

Pelitasukabumi.id – Di hari kiamat nanti, ada pemandangan yang mengagetkan. Seorang ahli ibadah — dikenal di dunia sebagai orang yang rajin shalat, tak pernah tinggal puasa, selalu membayar zakat, bahkan aktif dalam kegiatan keagamaan maju dengan penuh percaya diri.

Ia membawa koper besar berisi pahala: pahala shalatnya, pahala puasanya, pahala zakatnya. Namun, tak lama kemudian, satu per satu orang datang menuntut.
“Aku pernah dimaki olehnya!”
“Aku dituduh tanpa bukti!”
“Hartaku diambil secara batil!”
“Aku pernah disakiti olehnya!”

Lalu setelah itu koper pahala itu mulai terbuka. Dikeluarkanlah satu per satu amalannya, diberikan sebagai ganti rugi kepada orang-orang yang pernah dia zalimi.

Ketika pahala itu habis, dan ternyata daftar penuntut belum selesai, sistem keadilan ilahi bergerak: dosa-dosa mereka yang dulu jadi korban, kini dipindahkan kepadanya. Koper pahala berubah menjadi karung dosa. Dan akhirnya, dia diseret ke neraka. Inilah muflis sejati.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ” قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ، فَقَالَ: “إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ”. أخرجه مسلم و أحمد وغيرهم

Baca Juga :  Esensi Halal Bi Halal

Dari Abu hurairoh”

Rasulullah SAW bersabda:
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu? Dia adalah orang yang datang pada Hari Kiamat dengan pahala shalat, puasa, dan zakat. Tapi dia juga datang dengan dosa mencela, memfitnah, memakan harta orang lain, menumpahkan darah, dan memukul. Lalu pahala-pahalanya diberikan kepada para korbannya. Jika pahala-pahalanya habis sebelum semua urusan selesai, dosa-dosa korban itu akan diberikan kepadanya. Lalu ia dilemparkan ke neraka.” (HR Muslim)

Jika membuat sebuah analogi seseorang rajin menabung selama bertahun-tahun. Setiap hari dia sisihkan uangnya dengan susah payah. Tapi tanpa dia sadari, ada utang-utang yang terus menumpuk karena kesalahannya dalam bisnis dan interaksi.

Saat hari pelunasan tiba, tabungannya ludes untuk membayar utang. Bahkan ketika tabungan habis, masih ada utang lain yang harus dibayar dengan aset pribadinya. Pada akhirnya, ia dinyatakan bangkrut.

Demikianlah orang yang rajin ibadah namun lalai menjaga akhlak dan muamalah. Di dunia mungkin tampak saleh. Tapi di hadapan Allah, kezaliman terhadap sesama menjadi penghapus amal.

Islam bukan hanya tentang hubungan vertikal dengan Allah (hablumminallah), tapi juga hubungan horizontal dengan manusia (hablumminannas). Tidak cukup hanya menjadi ahli ibadah kita juga harus menjadi ahli akhlak, jujur dalam bisnis, adil dalam perlakuan, dan santun dalam berbicara.

Bagikan Pelitasukabumi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Punten Teu Kenging Copas nya, Mangga hubungin IT Pelitasukabumi.id 081563116193