Pj Gubernur Jabar Dukung Pembentukan Santri Siaga Bencana Pasca Longsor di Ponpes Darussyifa

Wartawan Iyus Firdaus

Pelitasukabumi.id – Kejadian tragis longsor yang menimpa Pondok Pesantren Darussyifa Al-Fithroh Yaspida di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, pada Rabu malam (13/11) lalu mengakibatkan empat santri tewas dan lima lainnya mengalami luka-luka. Peristiwa tersebut mendapat perhatian besar dari berbagai pihak, termasuk Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Mahmudin, yang langsung meninjau lokasi bencana dan memberikan dukungan kepada para korban.

Pada kunjungannya Jumat (15/11/2024), Bey didampingi oleh Pj Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, serta unsur Forkopimda. Mereka mengunjungi para korban yang tengah dirawat di Rumah Sakit Secapa Kota Sukabumi dan memberikan santunan. Diketahui bahwa santri yang meninggal dunia semuanya adalah pelajar SMP, sementara santri yang terluka terdiri dari pelajar SMA, SMK, dan SMP.

Bey menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan memberikan semangat kepada para korban yang masih dirawat. Ia juga mengingatkan pentingnya pemulihan kesehatan bagi mereka agar segera pulih. Selain itu, Bey menekankan bahwa Pemprov Jawa Barat mendukung usulan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi untuk membentuk “Santri Siaga Bencana” di pondok pesantren-pesantren di wilayah Jawa Barat.

Langkah ini dianggap penting sebagai upaya mitigasi bencana mengingat prediksi cuaca ekstrem yang akan berlangsung hingga Februari 2025. Saat ini, terdapat 12.121 pondok pesantren di Jawa Barat yang tersebar di berbagai pelosok, sehingga pembentukan sistem siaga bencana ini dianggap vital untuk menjaga keselamatan santri.

Baca Juga :  Berjasa Wujudkan Desa Bersinar, Kades Tenjolaya Terima Piagam Penghargaan dari BNN RI

Bey menjelaskan bahwa koordinasi antar-pemangku kepentingan, termasuk BPBD, Kementerian Agama, dan OPD setempat, akan segera dilaksanakan. “Para pimpinan pondok pesantren diharapkan membentuk tim kesiapsiagaan bencana di setiap asrama atau kobong. Dengan adanya koordinator yang siap mengingatkan dan memberi arahan saat terjadi bencana, diharapkan dapat mencegah terulangnya peristiwa yang sama di masa depan,” ujarnya.

Menanggapi penanganan pasca-bencana, dia memberikan apresiasi terhadap upaya yang telah dilakukan, meskipun masih ada beberapa titik longsor yang memerlukan perbaikan, terutama di area kolam dan titik longsor yang sulit diakses. Pemerintah daerah akan menggunakan alat berat untuk mempercepat penyelesaian di dua titik longsor lainnya.

Bey juga mengingatkan bahwa prediksi cuaca ekstrem dari BMKG akan berlangsung hingga bulan April 2025. Oleh karena itu, Pemprov Jawa Barat sudah menyiapkan anggaran darurat untuk masa siaga bencana hingga Mei 2025. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan koordinasi untuk memastikan pelaksanaan Pilkada serentak pada 2024 tidak terganggu oleh dampak bencana.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan dan selalu memperhatikan keselamatan, terutama di daerah-daerah yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi, seperti Sukabumi dan Bogor.

Bagikan Pelitasukabumi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *