Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabumi.id- Pemerintah Kota Sukabumi tengah mengerjakan proyek pembangunan kolam retensi di Terminal Sukabumi Tipe C, Kelurahan Sudajayahilir, Kecamatan Baros. Dibangunnya proyek tersebut untuk mengatasi permasalahan banjir yang kerap terjadi di kawasan Lingkar Selatan, khususnya di depan terminal.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Sukabumi, Sony Hermanto, dihubungi wartawan melalui telepon seluler, Sabtu (5/10/2024),
menjelaskan bahwa lokasi depan terminal yang berada di cerukan rawan tergenang air saat curah hujan tinggi.
“Kolam retensi ini dirancang untuk menampung kelebihan debit air dari kawasan tersebut. Dengan kapasitas tampung 3.000 liter per detik, kolam ini dapat menampung aliran air sebesar 3.800 liter per detik, dengan 800 liter per detik disalurkan ke saluran eksisting yang ada,” jelasnya.
Proyek tersebut kata Sony dibiayai melalui bantuan keuangan APBD Provinsi Jawa Barat dengan total anggaran mencapai Rp5.155.842.672.
Masih kata dia, pengerjaan proyek kolam retensi telah mencapai 34 hingga 36 persen dari total progres yang direncanakan. Diharapkan pembangunan ini dapat selesai 100 persen pada akhir November 2024.
“Kolam retensi sudah bisa berfungsi sepenuhnya pada Desember mendatang, guna mengantisipasi puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada bulan tersebut,” imbuhnya.
Dia menambahkan, bahwa semakin tahun, saluran air di Kota Sukabumi harus diperbesar untuk mengakomodasi aliran air yang semakin besar. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya area resapan air akibat pembangunan di Kabupaten Sukabumi, yang berada di atas Kota Sukabumi.
“Jika resapan air berkurang, maka air akan mengalir ke Kota Sukabumi yang berada di bawahnya, yang akhirnya menyebabkan banjir,” ujarnya.
Selain berfungsi sebagai penampung air, kolam retensi ini juga dirancang menjadi destinasi wisata murah bagi masyarakat sekitar. Di sekitar kolam, akan dibangun fasilitas jogging track dan area nongkrong untuk anak muda, menciptakan ruang terbuka yang bermanfaat bagi warga setempat.
Sementara itu, perbaikan saluran air eksisting yang melintasi jalan juga akan dilakukan untuk meningkatkan kapasitas aliran, agar over flow dari kolam retensi dapat dialirkan dengan baik.
Sistem perawatan kolam retensi ini mencakup pengerukan secara berkala setiap tiga bulan, untuk menjaga agar tidak ada penyumbatan akibat sedimentasi.
“Kolam retensi ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi banjir yang kerap melanda kawasan Lingkar Selatan. Dengan selesainya pembangunan ini, masyarakat dapat terhindar dari dampak banjir yang merugikan,” ujarnya.