Adiwiyata Reborn, DLH Ingin Pastikan Sekolah Mengubah Paradigma Pengolahan Sampah Lebih Dominan

Wartawan Iyus Firdaus

Pelitasukabumi.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi ingin memastikan Kegiatan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah
mampu mengembalikan semangat dan motivasi sekolah Adiwiyata yang gaungnya sempat meredup saat badai Covid-19 melanda pada 2021 lalu.

Kepala Dinas DLH Kota Sukabumi Asep Irawan, berharap di tahun 2024 ini menjadi awal kebangkitan dari semangat memperbaiki tata kelola sampah yang sejak lama telah dirintis sekolah-sekolah yang menyandang status Adiwiyata.

Boleh jadi apa yang disampaikannya sebagai bentuk kegundahan dia atas beberapa fakta salah satunya data-data yang dirilis Bank Dunia tahun 2023. Dimana Indonesia berpredikat negara penghasil sampah terbesar ke lima di dunia. Diperoleh keterangan bahwa produksi sampah di Kota Sukabumi, 184,4 ton per hari.

“Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk 360 ribuan, jadi rata-rata satu orang penduduk Kota Sukabumi, dari bayi sampai orang tua, memproduksi sampah 0,5 kg per hari. Kemudian data berikutnya, sampah yang dikelola DLH, 73% dibuang ke TPA,” kata dia.

Sementara yang diolah masyarakat kata dia ada dikisaran 27%. Jumlah itu berasal dari sampah yang diolah dari sektor rumah tangga, sekolah, pasar rumah makan dan sebagainya. “Itu artinya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah masih minim,” terangnya.

Atas data-data tersebut kata Asep, DLH mencoba untuk mengubah paradigma agar hasil pengolahan sampah itu porsinya bisa lebih besar. Salah satu yang fundamental adalah pendidikan di sekolah. Bagaimana caranya pendidikan di sekolah ini, bisa memutus atau mengurangi kebiasaan buruk masyarakat dimulai sejak dini.

Baca Juga :  Komunitas Merangkul Sukabumi Sosialisasikan Program Paslon Serasi Lewat Kegiatan "Sapa Warga"

Salah satunya mengadakan sosialisasi kepada sekolah dengan program Adiwiyata ini. Ada sekitar 50 sekolah ada Adiwiyata mandiri, Nasional, provinsi dan kota. Terhenti karena adanya Covid. Di 2024 ini kita coba updating dan sosialisasikan lagi.

“Ke depan kita akan menggalakkan lagi bank sampah unit yang ada di kelurahan dan sekolah-sekolah. Nanti sekolah memilah sampah dan distorkan ke DLH. Nanti sampah-sampah yang punya nilai jual dijual dan ada nilai sharing. Sekolah pendamping akan kembali dibangkitkan lagi karena lama tertidur ada Covid,” ungkap dia.

Untuk mengendalikan lonjakan sampah, yang bisa dilakukan saat ini adalah dengan memaksimalkan pengolahan yang ada di Masyarakat. Terkait TPA Cikundul ujarnya, landfiil lama sudah penuh dan landfiil baru yang baru akan dibangun oleh kementerian yang luasnya kurang lebih 1 hektare.

“Di prediksi 2 sampai 3 tahun tetapi baru tujuh bulan sudah terisi 40%. Kita lagi harap-harap cemas karena ini bisa menjadi bom waktu,” tambahnya.

Pada bagian lain dia menuturkan, saat DLH sedang intens membicarakan soal pengolahan sampah dengan kementerian. Dimana kementerian menawarkan pengolahan sampah menjadi RDF seperti di Kabupaten.

“Kita sudah MoU dengan SCG dan SCG menjadi offtaker-nya yang akan menampung briket bahan bakarnya. Beda dengan Kabupaten, pabrikannya adalah SCG kalau kita pabrikannya dari kementerian lalu pengelolaannya dilakukan bersama SCG,” tutupnya.

Bagikan Pelitasukabumi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Punten Teu Kenging Copas nya, Mangga hubungin IT Pelitasukabumi.id 081563116193