Bersama Dengan Yang Engkau Cintai

Oleh: Ust.Lathief Abdallah(Pengasuh Pondok Baitul Hamdi Sukabumi)

Bulan Rabiul awal mengingatkan kita kepada sosok manusia mulia, manusia sempurna bernama Nabi Muhammad SAW yang dilahirkan sebagai suri tauladan bagi seluruh manusia.

Di bulan Rabiul Awal ini, sering diadakan peringatan untuk mengenang dan mempelajari sejarah hidup Nabi Muhammad SAW sehingga muncul kecintaan kepadanya. Sebagaimana mereka para sahabat yang melihat langsung sosok agung ini, mereka mencintainya melebihi apapun yang dimilikinya. Dan cinta kepada Nabi itu buah dari keimanan

Karena itu kata Syekh Izzudinn Abdus Salam dalam kitabnya, Sajaratul Maarif hal 48,
فالمهابة أفضل من المحبة
Rasa kagum lebih utama dari rasa cinta.

Karena dari mengetahui kehebatan, keagungan dan kemulian akan muncul kecintaan. Maka mengenal sosok agung nabi, tentu saat ini dengan mempelajari sirah (perjalanan) hidupnya, adalah jalan menuju kecintaan kepadanya. Tak kenal maka tak sayang. Jika tak mengenal nabi tak mungkin ada rasa cinta kepadanya walau ribuan kata cinta itu disebut.
الحب بلا معرفة لا قيمة له
Menyatakan Cinta tanpa mengenalinya tidak ada nilai apapun baginya. Demikian kata para hukama.

Pepatah arab mengatakan.
من أحبّ شيئا كثر ذكره. ومن أحبّ شيئا فهو عبده
Barangsiapa mencintai sesuatu maka ia sering menyebutnya dan barang siapa cinta kepada sesuatu maka ia pasti menjadi budaknya.

Rasulullah SAW bersabda,
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak sempurna keimanan seseorang diantara kalian hingga ia lebih mencintai aku daripada kedua orangtuanya, anaknya, dan manusia semuanya.” (HR. Bukhari).

Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim dari Anas Bin Malik, Seorang lelaki datang kepada Nabi “Ya Rasulullah kapan terjadinya kiamat?
“Bekal apa yg kau siapkan untuknya?” Nabi balik bertanya.
“Tidak ada, hanya saja aku sangat mencintai Allah dan Rasulnya” jawabnya. Nabi Saw bersabda,
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Engkau akan bersama dengan yang engkau cintai (anta maa man ahbabta)”.

Anas Bin Malik berkata, tidak ada perkataan yang paling membahagianku setelah masuk Islam selain perkataan nabi,
” أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Engkau akan bersama dengan yang engkau cintai”.

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّي إِيَّاهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Aku mencintai Nabi, mencintai Abu Bakr, mencintai Umar dengan cinta itu berharap aku bersama mereka kelak walau aku beramal tak seperti amal mereka”.

Dalam hadist ini menujukan keutamaan mencintai Nabi SAW, juga mencintai orang-ormag salih agar kelak kita bisa bersama mereka.

Namun, apa bukti cinta kepada Nabi itu? Dalam tafsir Al Munir al Zuhaili jilid 3 hal 152 diceritakan, seorang sahabat nabi bernama Tsaubah merasa gelisah jika tidak bertemu dengan nabi. Dia mencintai nabi lebih dari keluarganya. “Ya Rasulullah aku kawatir kelak jika di Surga tak bertemu dengan mu mengingat kedudukanmu begitu tinggi” Turunlah al-Qur’an Surat Annisa ayat 69 sebagai jawabannya;

Baca Juga :  Qadha Puasa Bagi Yang Sakit

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا

Siapa yang taat kepada Allah dan Rasulnya kelak akan bersama parap Nabi (nabiyyin), para shabat (shiddiqin), orang-orang yang mati syahid (syuhada) dan orang orang salih (shalihin).

Ini menunjukan cinta kepada Nabi dibuktikan dengan ketaatan kepadanya bukan semata perkataan.

Mencintai Nabi dan taat kepadanya mesti didasari oleh keimanan.
Pertemuan dengan nabi di dunia bukanlah syarat berjumpa beliau kelak di surga. Kendati jauh dari nabi baik tempat maupun masa, jika beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mentaati keduanya, kelak di surga akan bersama Nabi, dengan para sahabat, dengan para syuhada dan orang-orang yang saleh.

Bukankah Abu Jahal, Abu Lahab, Abu thalib ketiganya sering bertemu bahkan diantara mereka ada pertalian kerabat dengan nabi? Namun ketiganya tak akan pernah berjumpa bersama nabi kelak di akhirat ! Karena di dunia mereka bertemu dengan nabi namun tidak beriman kepadanya.

Dari sinilah Nabi SAW bersabda,

طُوبَى لِمَن آمَنَ بِي وَرَآنِي مَرَّةً ، وُطُوبَى لِمَن آمَنَ بِي وَلَم يَرَنِي سَبعَ مِرَارٍ

“Beruntunglah orang beriman kepadaku dan bertemu denganku (beliau menyebutnya sekali). Dan beruntunglah orang yang beriman kepadaku dan belum pernah bertemu dengaku (beliau menyebut tujuh kali.)” (HR. Ahmad)

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

Demi (Tuhan) yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Tidak ada seorang pun dari umat manusia, baik Yahudi maupun Nasrani, yang mendengar tentang diriku lalu ia meninggal dalam keadaan tidak beriman kepada risalah yang aku bawa, melainkan ia adalah penghuni neraka.” (HR. Muslim Muslim)

Orang yang mencintai Nabi pasti akan memuliakannya dan akan membelanya. Mereka akan marah bila nabinya dinistakan, jika syariatnya dilecehkan. Mereka rela mengorban apa saja yang dimilikinya demi memuliakan nabinya.”

فَاَلَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّور الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ 

“…Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. ” (QS.Al A’raf: 157)

Semoga kita diakui menjadi umat Nabi Muhammad SAW. Mendapat syafaatnya dan kelak bersama Beliau di Surga Allah SWT.

Bagikan Pelitasukabumi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *