Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabumi.id – Menyambut pelaksanaan Innovative Government Award (IGA) 2025, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi mulai mematangkan inovasi yang sumbernya berasal dari masing-masing perangkat daerah.
Hal tersebut menindaklanjuti radiogram dari Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri yang mengimbau seluruh pemerintah daerah segera melaporkan inovasi dua tahun terakhir yang masih berjalan.
”Beberapa waktu lalu kami terima radiogram dari Kemendagri bahwa IGA 2025 sudah mulai. Semua provinsi, kota, dan kabupaten diminta melaporkan inovasinya,” ujar Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kota Sukabumi, Ismail Aini, Rabu (9/7/2025).
Guna menyiapkan laporan tersebut kata dia, Bappeda telah menggelar bimbingan teknis (bimtek) penginputan inovasi kepada perangkat daerah, sekolah, puskesmas, kecamatan, dan kelurahan. Tujuannya untuk memastikan setiap inovasi memenuhi indikator yang ditetapkan dalam IGA 2025.
”Tahun ini ada tambahan indikator dibanding tahun sebelumnya, seperti keberpihakan pada pemberian Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI), jumlah penerima manfaat, dan keabsahan SK inovasi,” jelas Ismail.
Dia menambahkan, terdapat perbedaan pendekatan dalam penilaian IGA 2025. Salah satunya, setiap daerah wajib menampilkan inovasi yang menyentuh urusan pelayanan dasar, minimal tiga bidang yaitu pendidikan, sosial, tata ruang, dan kesehatan.
“Dari 305 inovasi yang kami miliki, lebih dari 170 di antaranya di bidang kesehatan. Artinya, kami perlu menambah inovasi di bidang lain seperti pendidikan dan sosial agar memenuhi syarat,” kata dia.
Dalam proses bimtek, lanjut Ismail, peserta dibekali cara menyusun deskripsi inovasi yang baik, termasuk bukti pendukung yang harus diunggah dalam sistem. Setiap inovasi dinilai berdasarkan indikator orisinalitas, keberlanjutan, replikasi, hingga dampak terhadap masyarakat.
Oleh karena itu, Bappeda mendorong setiap unit kerja benar-benar menampilkan inovasi yang tidak hanya baru, tetapi juga berdampak luas.
Selain penginputan mandiri melalui aplikasi indeks.inovasi.litbang.kemendagri.go.id, Bappeda juga akan melakukan pendampingan teknis kepada perangkat daerah yang mengalami kesulitan teknis atau administratif.
“Kami buka ruang konsultasi dan asistensi agar tidak ada inovasi yang tertinggal karena masalah teknis. Semua harus masuk sistem dengan data yang lengkap dan benar,” tambahnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, batas akhir penginputan inovasi adalah 20 Juli 2025. Setelah itu, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk memastikan tingkat kematangan inovasi sebelum dikirim ke Kemendagri.
”Setiap inovasi akan direview kembali. Bila masih ada yang belum matang, akan diperbaiki agar benar-benar layak dikirim,” ungkapnya.
Tak hanya fokus pada jumlah, Bappeda juga mendorong kualitas inovasi agar mampu bersaing secara nasional. Terlebih, dengan makin ketatnya kriteria penilaian IGA tahun ini, Pemkot Sukabumi tidak ingin hanya mengandalkan predikat sebelumnya.
“Penghargaan tahun lalu adalah motivasi, tapi tantangan tahun ini berbeda. Maka kita harus buktikan Kota Sukabumi tetap konsisten dan unggul dalam budaya inovasi,” tegas Ismail.
Meski Kota Sukabumi berhasil meraih predikat Kota Sangat Inovatif pada IGA 2024, Bappeda menargetkan capaian tahun ini lebih baik lagi. “Tahun kemarin kita mendapat penghargaan dari Kemendagri, tapi IGA 2025 harus lebih dari itu,” pungkasnya.
Perhelatan IGA 2025, Bappeda Matangkan inovasi Perangkat Daerah
