Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabumi.id – SCG melalui dua anak perusahaannya PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi menyabet dua penghargaan bergengsi di Forum CSR Award 2025 yang digelar pada Selasa 3 Juni 2025 di Graha Pupuk Kujang, Karawang.
Dua anak perusahaan SCG ini berhasil meraih dua penghargaan yakni peringkat pertama Top Partner Award dan peringkat runner-up untuk bidang. Corporate Environmental Stewardship Award. Penghargaan diserahkan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

Gubernur Dedi atau kerap dipanggil KDM menegaskan bahwa CSR bukan sekadar formalitas, tetapi instrumen strategis dalam mengikis kesenjangan dan memperkuat koneksitas sosial antara perusahaan dan masyarakat.
“Jangan dulu ke tempat lain, yang dekat dulu. Cintai masyarakat yang dekat dulu.” Pesan moral itu lah yang sering disuarakan termasuk bagi perusahaan selevel SCG yang sejak awal keberadaannya di Sukabumi dikenal aktif membangun sinergi dengan warga lokal.
Presiden Direktur PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, Peramas Wajananawat, menyatakan rasa syukur dan terima kasihnya atas apresiasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Ia menekankan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari kerja sama erat dengan masyarakat dan pemerintah desa di sekitar wilayah operasional perusahaan.
“Kami percaya bahwa pertumbuhan bisnis harus beriringan dengan pembangunan masyarakat di sekitarnya,” kata dia, Rabu, 18 Juni 2025.
Penghargaan tersebut lanjut dia menjadi dorongan kuat bagi kami untuk terus melangkah dalam percepatan pembangunan berkelanjutan di Jawa Barat, khususnya di Sukabumi.
Dua penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi cerminan dari ratusan program nyata yang telah dijalankan SCG di wilayah Sukabumi.
Satu tahun terakhir, SCG dan anak perusahaannya melaksanakan lebih dari 80 program CSR dan pengembangan masyarakat. Program disusun berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan warga dan diselaraskan dengan rencana kerja pemerintah daerah dan desa.
Program andalan seperti SCG GESARI (Gerakan Desa Berdikari) berfokus pada pemberdayaan UMKM berbasis potensi lokal desa. Di Kecamatan Gunungguruh misalnya, warga binaan program ini kini mampu memproduksi makanan olahan skala besar dan dipasarkan hingga ke luar kota.
Sementara program SCG ASIK (Aku Suka Ikan) menjadi inovasi dalam pencegahan stunting dengan memperkenalkan konsumsi ikan sejak dini, yang didampingi oleh ahli gizi dan tenaga kesehatan desa.
Tidak hanya sebatas itu, program SCG Gempita (Gerakan Mencapai Cita) juga telah membantu anak-anak muda Sukabumi melalui pelatihan keterampilan seperti menjahit, desain grafis, pengelolaan keuangan, hingga digital marketing.
Ribuan pemuda desa telah mengikuti pelatihan ini, dan sebagian besar kini sudah mampu membuka usaha mandiri ataupun diterima bekerja. Mereka digembleng melalui pelatihan-pelatihan untuk mengasah kemampuan yang digelutinya.
SCG juga terlibat langsung dalam pembangunan fisik yang berdampak langsung pada mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat. Perusahaan ini tercatat telah memperbaiki lebih dari 26,395 kilometer jalan desa sejak 2016 di berbagai kecamatan seperti Cibitung, Nagrak, Warungkiara hingga Cikembar.
Di bidang pendidikan, SCG secara rutin memberikan beasiswa, bantuan sarana sekolah, dan pembangunan ruang belajar, serta turut menyediakan akses air bersih di wilayah-wilayah yang masih minim jaringan PDAM.
Dari sisi lingkungan, SCG tidak hanya menjalankan prinsip Green Manufacturing, tapi juga menanamkan nilai keberlanjutan di tengah masyarakat melalui program SCG Mentari (Menjaga Lingkungan Tetap Lestari).
Diluncurkan tahun 2023, program ini telah mencetak berbagai inovasi, mulai dari Sekolah Generasi Mentari yang mengedukasi anak-anak soal pengelolaan sampah dan kebun sekolah, hingga pembentukan komunitas SCG Warrior Mentari yang melibatkan pemuda lokal dalam rehabilitasi lingkungan.
Contohnya, SDN Wangunreja di Kecamatan Nyalindung kini dikenal sebagai sekolah berbasis lingkungan. Berkat program Circular Economy Class, siswa diajari mengelola sampah dan menanam sayuran.
Mereka bahkan memproduksi hiasan sekolah dari sampah daur ulang. Sekolah ini pun berhasil meraih Penghargaan Adiwiyata dari Bupati Sukabumi.
Sementara itu, SCG Warrior Mentari kini memiliki 16 anggota muda yang telah dibekali pelatihan tentang pengelolaan sampah dan pemberdayaan lingkungan. Mereka aktif mengajak warga memilah sampah dan menukarkannya dengan kebutuhan rumah tangga.
Syamsudin, Wakil Ketua komunitas, menceritakan, “Dulu warga buang sampah ke sungai. Sekarang kami sudah kumpulkan lebih dari 1 ton sampah rumah tangga. Warga semangat karena tahu sampahnya dipakai kembali jadi bahan bakar alternatif oleh perusahaan,”tuturnya.