Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabumi.id – Program Kampung Iklim (Proklim) kembali digalakkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi setelah sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Program ini menyasar setiap RW di 33 kelurahan untuk membentuk kawasan yang berorientasi pada pelestarian lingkungan dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Sekretaris DLH Kota Sukabumi, Susiyana, menyebut bahwa pelaksanaan Proklim sudah dimulai sejak 2017. Namun, pandemi menyebabkan keterlambatan dan stagnasi di beberapa wilayah. “Tahun 2024 ini, program kembali aktif di wilayah Cibeureum dan Sukakarya,” kata dia, Jumat (25/4/2025).
Konsep utama Proklim kata dia mencakup penggunaan energi ramah lingkungan melalui solar cell, pengelolaan sumber air bersih, pengolahan sampah organik menjadi kompos, hingga penguatan ketahanan pangan masyarakat.
“DLH Kota Sukabumi juga terus mengupayakan pengajuan satu RW per tahun ke tingkat provinsi sebagai perwakilan kota,” tuturnya.
Selain itu, dukungan berupa bantuan Penerangan Jalan Umum (PJU) tenaga surya dan tempat sampah terpilah rutin dianggarkan setiap tahun. “Pengajuan ke provinsi akan dilakukan pada 30 April 2025. Kami juga melibatkan lurah-lurah yang memahami kondisi lapangan secara langsung,” tambah Susiyana.
Sementara itu, Livya Taviani Arifin dari DLH Provinsi Jawa Barat menuturkan bahwa antusiasme dari wilayah-wilayah di Jawa Barat sangat tinggi dalam mengikuti Proklim.

“Kecamatan dan kelurahan saling berebut mendaftarkan diri. Kami pun intens melakukan pembinaan, sosialisasi, dan memberikan teknologi pendukung sesuai kebutuhan wilayah,” jelasnya.
Pada 2024, terdapat 500 lokasi di Jawa Barat yang mendaftar Proklim. Dari jumlah tersebut, 30 ditetapkan sebagai lokasi utama, dan dua lokasi terbaik akan mendapatkan bantuan teknologi, seperti biogas dan mesin pencacah sampah anorganik. Kota Bogor dan Kota Bandung menjadi penerima bantuan tahun ini.
Livya menambahkan bahwa dalam Proklim terdapat kategori tertinggi, yaitu Lestari, yang mensyaratkan pembinaan terhadap sepuluh lokasi lain. “Di Jawa Barat baru ada lima lokasi yang mencapai kategori Lestari. Kota Sukabumi sendiri terakhir kali mencapai kategori Utama pada 2016,” jelasnya.