Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabumi.id- Sepanjang tahun 2024, jumlah kejadian bencana di Kota Sukabumi melonjak signifikan dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, tercatat 599 peristiwa bencana terjadi sepanjang tahun ini, jauh meningkat dari tahun 2023 yang hanya mencatat 185 kejadian.

Acara ini dihadiri oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, Pj Sekretaris Daerah Kota Sukabumi, Mohamad Hasan Asari, bersama perwakilan berbagai instansi, termasuk unsur PSDA Provinsi Jawa Barat, kepala OPD Kota Sukabumi, Camat, Lurah, serta perwakilan dari PLN, Bank BJB, Telkom, dan Perumda Tirta Bumi WibWibaw
Dengan rata-rata 50 kejadian per bulan, tren ini menunjukkan urgensi peningkatan langkah mitigasi serta kebijakan berbasis tata ruang yang lebih adaptif terhadap risiko bencana. Peningkatan frekuensi bencana ini disampaikan dalam Forum Perangkat Daerah (FPD) Tahun Anggaran 2025 yang digelar Senin (17/2/2025).
Forum ini dihadiri oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, serta berbagai pemangku kepentingan dari unsur pemerintah daerah, instansi vertikal, hingga sektor swasta.
Sekretaris Pelaksana BPBD, Yosep Sabaruddin memaparkan bahwa banjir menjadi bencana paling dominan dengan 248 kejadian atau 41,40% dari total bencana. Disusul cuaca ekstrem (30,38%), tanah longsor (16,69%), angin puting beliung (5,84%), kebakaran permukiman (4,17%), dan gempa bumi (1%).
“Dampak bencana sepanjang tahun ini cukup besar, baik dari segi kerugian material maupun jumlah warga terdampak. Total estimasi kerugian akibat bencana mencapai Rp 9,65 miliar, dengan 1.432 kepala keluarga atau 1.606 jiwa terdampak,” terang dia.
Selain itu, 1.549 unit bangunan mengalami kerusakan dengan rincian 70 unit rusak berat, 198 unit rusak sedang, dan 1.281 unit rusak ringan. Area terdampak pun cukup luas, mencapai 18.164 meter persegi. Dibanding tahun sebelumnya, angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
Lanjut dia evaluasi tata ruang pascabencana dan proyeksi perencanaan wilayah menjadi bagian dari strategi utama dalam menekan dampak bencana di masa mendatang. Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat diharapkan dapat menciptakan sistem perencanaan wilayah yang lebih tangguh dan adaptif terhadap risiko bencana.
Selain itu, pemerintah Kota Sukabumi juga mendorong peningkatan anggaran untuk BPBD guna memperkuat kapasitas sumber daya manusia serta sarana dan prasarana kebencanaan. Dengan alokasi anggaran yang lebih proporsional, diharapkan upaya pencegahan, mitigasi, serta respons terhadap bencana bisa lebih cepat dan efektif.
“Forum ini menjadi momentum untuk merancang kebijakan yang lebih strategis dan berorientasi pada keselamatan warga, sehingga Kota Sukabumi bisa semakin tangguh menghadapi ancaman bencana,” ujar Yosep.