Wartawan Iyus
Pelitasukabumi.id – Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, menunjukkan bahwa bencana terbesar diakibatkan karena longsor. Keterangan itu disampaikan Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, Kamis (18/7/2024). Nilai kerugiannya selama kurun waktu Januari hingga Juni ditaksir mencapai Rp 4.096.000.000
“Kerugian akibat bencana dalam enam bulan mencapai Rp 4 miliar dan terbesar akibat longsor,” jelas dia.
Hal itu tercatat dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun BPBD Kota Sukabumi, pada awal Triwulan II mulai 01 Januari sampai dengan 30 Juni 2024.
Menurut Novian, aggregate nilai kerugian terbesar berasal dari bencana tanah longsor Rp 1.472.700.000 prakiraan luas area terdampak 0,5705 hektare. Berikutnya, taksiran kerugian cuaca ekstrem Rp 964.050.000 dengan prakiraan luas area terdampak 0,3506 Hektare dan disusul dengan kebakaran permukiman Rp 986.000.000 prakiraan luas terdampak 0,0711 hektare.
Disusul kemudian, angin topan/beliung Rp 426.500.000 prakiraan luas area terdampak 0,0059 hektare. Kerugian akibat banjir Rp 160.500.000 dengan prakiraan luas area terdampak 0,0764 hektare dan terendah Gempa bumi Rp 86.250.000 dengan prakiraan luas area terdampak 0,0058 hektare.
Masih kata dia, secara aggregate tercatat sebanyak 229 kali kejadian, yang tersebar di tujuh kecamatan. Dengan luas area 1,0803 hektare dan 378 KK terdampak, diantaranya 385 orang terdampak, 507 unit bangunan rusak yang terdiri dari 37 unit rusak berat, 106 unit rusak sedang dan 364 unit rusak ringan.
”Bulan April merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat tercatat 72 kasus, Maret 39 kasus, Januari 36 kasus, Mei 35 kasus, Juni 25 kasus, kemudian disusul Februari 18 kasus,” ungkapnya.
Pada bagian lain dia menuturkan, cuaca ekstrem paling mendominasi sebanyak 100 kali, disusul longsor sebanyak 57 kali, banjir sebanyak 43 kali, angin topan/beliung 11 kali serta kebakaran permukiman sebanyak 12 kali, dan terendah gempa bumi sebanyak 6 kali.