Khutbah Iedil Fitri 1445/2024 RAMADHAN MEMBENTUK MUSLIM BEKARAKTER MULIA

Oleh. Ust. Lathief Abdallah

Pelitasukabumi.id

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْراً، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ، لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ.

الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ وَالمُؤْمِناَتِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ragam kenikmatan kepada kita, khususnya kenikmatan ibadah pada bulan Ramadhan 1444 H yang penuh keistimewaan.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpah keharibaan Nabi kita Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir nanti.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Jama’ah shalat ‘iedul fitri rahimakumllah Pagi hari ini kita bersama-sama telah diberikan kenikmatan merayakan Idul Fitri oleh Allah SWT dengan mengumandangkan takbir, tahmid dan tasbih dengan penuh kebahagiaan, setelah melampaui perjuangan puasa selama 1 bulan penuh di bulan Ramadhan. Semoga segala keistimewaan-keistimewaan seperti rahmat (kasih sayang) dan maghfirah (ampunan) dari Allah, serta itqun minannar (pembebasan dari api neraka) di bulan Ramadhan, kita dapat meraihnya dengan baik. Sejak hari pertama Ramadhan, kita menahan lapar, haus dan segala hawa nafsu, melatih kesabaran demi meraih insan yang bertakwa, yakni kualitas kemanusiaan yang tertinggi di hadapan Allah SWT

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Jama’ah shalat ‘iedul fitri rahimakumllah

Selama satu bulan penuh kaum muslimin mendapat pelatihan mental spiritual selama bulan Ramadlan, antara lain;

Pertama, Ramadlan semakin mendekatkan kita pada AlQur’an.

Di bulan Ramadlan alQuran menjadi akrab dan ramai dibaca. Karena pada bulan Ramadlan al Qur’an diturunkan sebagi petunjuk, aturan hidup dan pembeda antara haq dan bathil. Allah SWT berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda” (QS al-Baqarah (2): 185).

Selanjutnya marilah kita jadikan alQur’an sebagai bacaan harian, pahami kandungannya melalui kajian-kajian. Kemudian jadikan ia sebagai pedoman dalam kehidupan. Firman Allah SWT,

اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰ نَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَ يُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًا

“Sungguh, Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar,”(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 9)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Jama’ah shalat ‘iedul fitri rahimakumllah

Kedua. Ramadlan melatih kita untuk taat pada aturan syari’at.

Satu bulan penuh kita diperintahkan berpuasa. Puasa artinya imsak, menahan diri dari nafsu fisik maupun psikis, jasad maupun bathin yang dapat membatalkan hukum puasa maupun membatalkan pahalanya. Puasa merupakan perintah Allah SWT,

Kaum muslim rela menahan lapar dan haus juga mengendalikan sahwat sejak fajar shubuh hingga magrib. Hampir 13 jam berhenti makan dan minum. Bahkan mereka yang tidak bisa berpisah dengan rokok pun rela tak menyentuhnya. Bangun serempak di waktu sahur, buka kompak diwaktu magrib. Melelahkan dan meletihkan, namun semua dilaksanakanya dengan ihlas, karena sadar semua itu aturan syariat dari Allah SWT.

karena itu puasa bertujuan untuk menjadi hamba-hamba yang bertakwa yakni taat tunduk pada syariat dengan melaksankan setiap apa yang diperintahkan Allah SWT walau dirasa pahit dan melelahkan, dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya walau terlihat manis dan indah.

ياالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS Al- Baqarah 2:183)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Jama’ah shalat ‘iedul fitri rahimakumllah

Kaum muslim secara mendasar adalah umat yang satu. Allah, Tuhan yang disembah adalah satu, rasul yang ditaatinya satu, kitab sucinya satu, kiblatnya juga satu. Maka sipat dasar kaum muslimin semestinya cinta persatuan dan jauh dari perpecahan dan permusuhan. Sebagaimana dalam pesan Allah SWT,

Baca Juga :  Kemahabesaran Allah, Pesan Dari Isra Mi’raj Nabi SAW

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ

“Dan berpegang teguhlahlah kamu semuanya pada tali (agama) Allâh, dan janganlah kamu bercerai berai”. (QS. Ali Imran 3: 103

Namun saat ini kaum muslim masih terpecah-pecah berdasar kesukuan dan kebangsaan, karena kepentingaan partai dan golongan, sebab kejamaahan dan ke mazdhaban. Seakan muslim Uighur yang terusir dari di China, muslim Rohingya yang termarjinalkan di Miyanmar, juga muslim India yang menjadi sasaran rasisme, dan yang paling menyedihkan, muslim Palestina yang terus di jajah oleh bangsa terlaknat Israel bahkan saat ini mereka mereka digempur habis-habisan, lebih dari 30rb tewas 70rb luka-luka. Mereka kaum muslim Uighur, Rohingya, muslim India dan khudunya palestina, seakan mereka bukan bagian dari kaum muslimin lainya. Mereka berjuang sendiri-sendiri untuk melawan kaum rasisme dan imprealisme . Padahal Allah SWT berfirman,

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” (Al-Hujurat: 10)

Nabi SAW bersabda,

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya. Tidak boleh mendhaliminya dan tidak boleh pula menyerahkan kepada orang yang akan menyakitinya. Barangsiapa yang memperhatikan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan kesulitan seorang muslim, niscaya Allah akan melapangkan kesulitan-kesulitannya di hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi kesalahan seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi kesalahannya kelak di hari kiamat” (HR. Bukhari Muslim)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Jama’ah shalat ‘iedul fitri rahimakumullah

Keempat, Ramadlan mengingatkan bahwa seluruh manusia akan mudik tanpa kembali.

Setiap hari raya, media diramaikan dengan informasi berjubelnya para pemudik untuk melepas rindu bertemu dengan keluarga, kerabat dan handai taulan.

Mudik lebaran hanya semetara dan sebagaian manusia. Namun sejatinya seluruh manusia akan mudik besar besaran, mudik yang tak akan pernah kembali lagi. Meninggalkan kampung dunia menuju kampung akhirat. Karena di dunia hidup manusia dibatasi oleh kematian dan alam semesta diakhiri oleh kiamat.

وَلَـكُمْ فِى الْاَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ

“Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.” (Q.S. Al-Baqarah: 36)

Kampung halaman sesungguhnya adalah akhirat. Kita pasti mudik ke akhirat tepatnya ke kampung bernama Surga (Jannah). Di mana asal nenek moyang kita, Adam dan Hawa bertempat tinggal di sana.

وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآَخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Q.S. Al-Ankabut: 64)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Jama’ah shalat ‘iedul fitri rahimakumllah

Demikian khutbah singkat ini kami sampaikan. Dengan semangat ‘idul fitri, mari kita tetap teguhkan bahwa kita akan taat pada syariat sebagaimana taat di bulan Ramadhan. Semoga 11 bulan ke depan, kita selalu dekat dengan al Qur’an, beramal sesuai syari’at islam, sesama umat mengedepankan persatuan, dan keselamatan akhirat menjadi tujuan.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَأًصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ, وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ, اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ اْلحَاجَاتِ. رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِاْلحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ اْلفَاتِحِيْنَ.

اللهم اجْعَلْناَ مِنَ العاَئِدِيْنَ وَالفَآئِزِيْنَ وَأَدْخِلْناَ فِيْ زُمْرَةِ عِباَدِهِ المُتَّقِيْنَ

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا، وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

*Pengasuh Pondok Baitul Hamdi

Bagikan Pelitasukabumi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *