Tak Ingin Kecolongan, BPBD Kota Sukabumi Rutin Melakukan Monitoring untuk Memastikan tidak Terjadi Longsor Susulan

Wartawan Iyus Firdaus

Pelitasukabumi.id – Tak ingin kecolongan, BPBD Kota Sukabumi, rutin melakukan monitoring ke beberapa titik lokasi yang berpotensi terjadi bencana longsor. Salah satu daerah yang dikunjungi terletak di Jalan Kopeng RT 04 RW 05,.Kelurahan Karamat, Kecamatan Gunungpuyuh.

Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat taufik kepada awak media, Rabu (3/4/2024).

“Ptugas secara rutin melakukan monitoring wilayah khususnya yang terkena bencana alam beberapa waktu lalu. Kegiatan ini sebagai upaya untuk memastikan tidak adanya potensi bencana longsor susulan,” kata dia.

Berdasarkan pengamatannya jelas Novian, pihaknya telah mendistribusikan sebanyak 20 buah karung untuk membantu warga yang terdampak bencana longsor. Langkah tersebut dilakukan untuk memulihkan kondisi wilayah pasca bencana longsor demi keamanan dan kesejahteraan masyarakat Kota Sukabumi.

Pasca kejadian, petugas juga aktif berkoordinasi dengan aparat kelurahan dan masyarakat setempat untuk mengantisipasi adanya bencana alam. “Masyarakat diminta untuk tidak membuang sampah sembarangan dan melaporkan setiap kejadian bencana kepada BPBD agar dapat segera ditangani,” terangnya.

Hal strategis yang terus melakukan monitoring secara rutin terhadap wilayah yang rawan mengalami bencana. “Pemasangan rambu, pembersihan material, dan penahanan sementara tanah pasca longsor juga telah dilakukan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan warga di sekitar lokasi bencana,” tutur Novian.

Dia juga mengimbau, masyarakat agar tetap waspada dengan potensi bencana yang dapat terjadi khususnya saat musim hujan. Dia minta agar warga yang memiliki rumah di bantaran sungai maupun berdekatan dengan tebing agar lebih meningkatkan kewaspadaan.

Dia memaparkan, selama Januari hingga Februari 2024 mencatat ada 54 kali kejadian bencana yang tersebar di tujuh kecamatan. Adapun, jenis bencana alam cuaca ekstrim hingga saat ini masih mendominasi bencana cuaca ekstrem yang jumlahnya mencapai 31 kali.

Baca Juga :  Dinobatkan Destinasi Wisata, Sungguh Disayangkan Infrastruktur Jalan Menuju Ponpes Dzikir Al-Fath Rusak Parah

Lalu kemudian, bencana tanah longsor tujuh kali, angin topan atau beliung enam kali dan banjir enam kali, kebakaran permukiman tiga kali dan gempa bumi satu kali. Masih kata dia, akibat kejadian bencana tersebut, nilai kerugian ditaksir mencapai Rp 1,2 miliar, dengan luas area terdampak 3.192 Ha, dan 95 KK terdampak, diantaranya 97 orang terdampak.

Selain itu, 156 unit bangunan rusak, dengan rincian 15 unit rusak berat, 21 unit rusak sedang dan 120 unit rusak ringan. Pada Januari ujarnya, merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat, tercatat ada 36 kasus, kemudian disusul Februari 18 kasus. Bahkan secara aggregat, jenis bencana cuaca ekstrem, tanah longsor, dan banjir itu paling mendominasi.

Khusus Februari, lanjut dia, tercatat ada 18 kasus kejadian. Cuaca Ekstrem menjadi bencana yang mendominasi yakni 16 kali, disusul tanah longsor 1 kali dan angin topan/beliung 1 kali. Bencana ini disebabkan anomali cuaca yang memasuki puncak musim penghujan. “Pada Februari ini jumlah jiwa terdampak 19 orang. 68 unit bangunan dengan taksiran nilai kerugian Rp30.000.000, juga 0,2521 Ha terdampak,” tambahnya.

Pihaknya, tidak hentinya mengingatkan warga agar lebih waspada dengan potensi bencana yang dapat terjadi di setiap daerah. Terlebih, saat musim hujan kerap terjadi bencana seperti banjir limpasan, longsor maupun jenis bencana alam lainnya. “Karena itu, kami terus menghimbau kepada warga agar lebih waspada.

Bagikan Pelitasukabumi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *