Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabumi.id – Salah satu penyumbang inflasi month to month pada Februari 2024 di Kota Sukabumi
adalah kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang merangkak naik diantaranya, beras, telur ayam ras, minyak goreng, dan rekreasi. Sumber informasi berasal dari data BPS.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam, pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani, Rabu (20/3/2024).
“Menurut data BPS, beberapa komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi m-to-m pada Februari 2024, diantaranya, beras, telur ayam ras, minyak goreng, dan rekreasi,” terang Erni.
Dia menambahkan, jumlah inflasi Kota Sukabumi berdasar perhitungan secara month to month (m-to-m) di Februari 2024 mencapai 0,36 persen.
Lain hal secara year on year (y-on-y) mencapai 2.61 persen dari tahun sebelumnya. Artinya, Indeks harga Konsumen (IHK) sebesar 103,06 pada Februari 2023 mengalami kenaikan menjadi 105,75 pada Februari 2024.
“Berdasarkan data dari BPS, Kota Sukabumi terjadi inflasi y-on-y sebesar 2,61 persen pada Februari 2024. Namun, secara m-to-m sebesar 0,36 persen dan hitungan secara year to date (y-to-d), mencapai 0,83 persen,” kata dia.
Berdasarkan data BPS Kota Sukabumi, lanjut Erni, musabab terjadinya inflasi y-on-y lantaran terjadi kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks kelompok pengeluaran.
Ini berlaku untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,52 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,66 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,28 persen.
Kemudian, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,87 persen, kelompok kesehatan sebesar 4,13 persen, kelompok transportasi sebesar 0,62 persen.
Begitu juga terjadi kenaikan pada kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,48 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,09 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,25 persen.
Pada bagian lain dia menjelaskan, berdasarkan data dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi di bulan Februari 2024, beberapa komoditas menunjukan alami kenaikan harga.
“Jadi, beberapa komoditas tersebut di Februari alami kenaikan harga, yang mengakibatkan ikut andil menyunmbang terhadap inflasi,”ucap Erni.
Terpenting, kata Erni, dalam pengendalian inflasi, pihaknya bersama dinas dan lembaga lainya, akan terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan, serta melakukan inventarisasi data dan informasi perkembangan harga barang dan jasa secara umum.
Termasuk, terus melakukan pemantauan ketersediaan dan pasokan yang dapat memicu kenaikan inflasi.
“Kami juga terus melakukan rapat mingguan bersama Tim Pengendalian Inflasi Nasional dengan Kemendagri, dan rapat dwi mingguan dengan TPID Provinsi Jawa Barat. Begitu juga tidak lupa terus menganalisis stabilitas permasalahan perekonomian daerah, yang dapat mengganggu stabilitas harga dan keterjangkauan barang dan jasa,” tandasnya.