Wartawan Usep Mulyana
Pelitasukabumi.id – Wali Kota Sukabumi H. Ayep Zaki menegaskan komitmennya menurunkan angka stunting dan menekan tingkat kemiskinan sebagai bagian dari upaya menyiapkan generasi emas 2045.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri kegiatan khitanan massal dan pemberian santunan bagi anak yatim serta warga kurang mampu di RA Al-Islah, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang, Sabtu (23/8/2025).

Dalam kesempatan itu, Ayep juga mengajak warga untuk terus menjaga persatuan dan menghindari perpecahan.
“Saya mengimbau khususnya warga Tipar untuk selalu bersatu, tidak saling membenci atau mencaci. Kita harus bersama menyongsong generasi emas 2045,” ujarnya.
Ayep mengapresiasi kekompakan dan solidaritas warga Tipar yang berhasil menggelar kegiatan sosial tersebut.
Acara berlangsung dalam rangkaian HUT RI ke-80, sekaligus memperingati Anniversary Tiger Boxing Academy dan Anniversary Bazak ke-1.
“Ini bukti kepedulian warga terhadap sesama, sekaligus wujud tali kasih bagi mereka yang kurang beruntung,” ungkapnya.
Masih dalam suasana kemerdekaan, Ayep menegaskan targetnya untuk mempercepat penurunan angka stunting dan kemiskinan.
“Pokoknya kita kejar masa keemasan sepuluh tahun ke depan. Saya ingin di masa kepemimpinan saya, angka stunting dan kemiskinan bisa ditekan serendah-rendahnya,” katanya penuh optimisme.
Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana menambahkan, angka stunting di Kota Sukabumi sudah turun dari 23% pada 2023 menjadi 19,7% pada 2024.
Pemkot, lanjutnya, akan menyalurkan bantuan gizi bagi ibu hamil dan pasca persalinan mulai September hingga Desember berupa vitamin tambah darah dan telur.
Sementara itu, Penasehat Tiger Boxing Academy, Ivan Kurniawan, menyatakan kegiatan khitanan massal dan santunan anak yatim-dhuafa akan dijadikan agenda rutin.
“Selain bentuk kepedulian, kegiatan ini juga untuk mempererat tali silaturahmi dengan masyarakat,” jelasnya.
Menutup rangkaian acara, Ayep menyinggung keberadaan Barisan Ayep Zaki (Bazak). Ia menegaskan bahwa inisiatif tersebut bukan dari dirinya, melainkan dari relawan bernama Eko.
“Bazak bukan bikinan saya, tapi dari saudara Eko. Orang lain belum deklarasi, dia sudah duluan pasang spanduk besar di mana-mana,” katanya sambil berkelakar.