BPBD Mencatat Periode Januari-April 2025, Kota Sukabumi Diguncang 88 Kali Peristiwa Bencana

Wartawan Iyus Firdaus

Pelitasukabumi.id – Sepanjang Januari hingga April 2025, Kota Sukabumi dilanda 88 kejadian bencana yang tersebar di tujuh kecamatan. Data dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) milik BPBD Kota Sukabumi mencatat total kerugian materi akibat bencana tersebut mencapai Rp 1.111.650.000.

“Rentang waktu 1 Januari hingga 30 April 2025, terjadi 88 kejadian dengan sebaran di seluruh kecamatan,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, Senin (2/6/2025).

Bencana berdampak pada 156 kepala keluarga atau 145 jiwa, dengan total kerusakan 122 unit bangunan: 1 rusak berat, 5 rusak sedang, dan 116 rusak ringan. Luas area terdampak mencapai 1.451 hektare.

Distribusi kejadian tertinggi tercatat pada Maret dengan 39 kasus, diikuti April 23 kasus, Januari 22 kasus, dan Februari 4 kasus. Jenis bencana paling dominan adalah cuaca ekstrem sebanyak 14 kali, disusul banjir (6), tanah longsor (2), kebakaran permukiman (1), serta angin topan/beliung.

“Kerugian terbesar berasal dari cuaca ekstrem, mencapai Rp 849.750.000 dengan luas area terdampak sekitar 0,0801 hektare,” jelas Novian.

Disusul tanah longsor dengan nilai kerugian Rp 152 juta (0,0146 ha), banjir Rp 58,85 juta (0,0381 ha), kebakaran permukiman Rp 28 juta (0,0086 ha), dan angin topan/beliung Rp 23,1 juta (0,0037 ha).

Baca Juga :  Hendry-Zulmansyah Sepakat Akhiri Konflik, Kongres PWI Digelar Paling Lambat Agustus 2025

Kecamatan dengan jumlah bencana terbanyak adalah Warudoyong dan Baros, masing-masing 23 kasus. Di Warudoyong, Kelurahan Dayeuhluhur menyumbang 11 kasus, sedangkan di Baros, Sudajaya Hilir mencatat 9 kasus.

Disusul Lembursitu (16 kasus, didominasi Kelurahan Cikundul 5 kasus), Cikole (9 kasus, Subangjaya 6 kasus), Citamiang (8 kasus tersebar di 4 kelurahan), Gunungpuyuh (5 kasus, Karangtengah 3 kasus), dan Cibeureum (4 kasus, Limusnunggal 2 kasus).

Secara khusus, April mencatat 23 kejadian dengan dominasi cuaca ekstrem (14), banjir (6), longsor (2), dan kebakaran permukiman (1). “Kondisi ini dipengaruhi curah hujan tinggi berdasarkan analisis dasarian Stasiun Klimatologi Bogor,” terang Novian.

Sebanyak 34% wilayah Jabar mengalami hujan kategori tinggi (150–200 mm/dasarian), 3% sangat tinggi (>300 mm), dan 14% wilayah hujan rendah (<50 mm).

Pada April saja, jumlah warga terdampak mencapai 23 jiwa dan 23 unit bangunan rusak, dengan total kerugian sebesar Rp 443.800.000 dan luas terdampak sekitar 0,0493 hektare.

Bagikan Pelitasukabumi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Punten Teu Kenging Copas nya, Mangga hubungin IT Pelitasukabumi.id 081563116193