‎Aliran Pencak Silat Sang Maung Bodas di Ambang Pengakuan Warisan Budaya Takbenda

‎Wartawan Usep Mulyana

Pelitasukabumi.id – Aliran Pencak Silat Sang Maung Bodas kini berada di titik krusial dalam proses penetapannya sebagai Warisan Budaya Takbenda.
‎Setelah melalui kajian komprehensif dan verifikasi lapangan oleh tim provinsi.

‎Aliran yang berkembang di Ponpes Dzikir Al-Fath ini tinggal menunggu keputusan final pemerintah untuk memperoleh pengakuan resmi.

‎Pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath, Kyai Fajar Laksana, menyampaikan rasa syukur atas dukungan pemerintah dalam pelestarian budaya.

‎”Pengakuan negara merupakan motivasi penting untuk terus menjaga serta mengembangkan kearifan lokal sebagai identitas bangsa,” kata Kyai Fajar, Kamis (27/11/2025).

‎Menurutnya, penetapan Sang Maung Bodas akan memperkuat posisi budaya Indonesia di tingkat global.

‎Hal tersebut sangat masuk akal karena minat pencak silat terus meningkat hingga mancanegara mulai dari Singapura, Malaysia, Jepang, Turki, Kanada, hingga Italia.

‎Pada tahun 2026, Ponpes Al-Fath bahkan akan menggelar Workshop Pencak Silat Internasional dengan peserta dari 10 negara.

‎”Banyak keuntungan yang akan diperoleh salah satunya untuk memperluas daya tarik wisata dan menambah penghormatan dunia terhadap pencak silat Indonesia,”

‎Sementara itu, Ketua IPSI dan mantan Wali Kota Sukabumi, H. Mohamad Muraz, menegaskan bahwa Sang Maung Bodas merupakan satu-satunya aliran baru asal Sukabumi yang telah diakui secara nasional dan kini memasuki tahap akhir penetapan.


‎Ia menilai perkembangan Maung Bodas sangat pesat, baik dari segi jumlah pesilat maupun prestasi kejuaraan. IPSI juga mengakui permainan khas Maung Bodas seperti Boles yang telah memperoleh HAKI, menandai kekhasan aliran ini dalam dunia persilatan.

‎Muraz menyebut bahwa Maung Bodas telah dikenal di tingkat nasional dan internasional, dibuktikan dengan pengiriman pelatih ke luar negeri.

‎Ia berharap pengakuan UNESCO terhadap silat sebagai Warisan Budaya Dunia dapat terus dijaga melalui pelestarian aliran-aliran lokal seperti Maung Bodas.

‎Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, Rita Handayani, menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan dukungan penuh terhadap pengusulan Sang Maung Bodas sebagai WBTb.

Baca Juga :  Mitigasi Terjadinya Bencana, BPBD Gencar Monitoring ke Wilayah



‎Talk show yang digelar menjadi sarana sosialisasi kepada siswa agar lebih mengenal dan tertarik mempelajari Maung Bodas.

‎Ia menjelaskan, bila aliran ini lolos di tingkat provinsi, maka peluangnya untuk diajukan ke tingkat nasional maupun UNESCO semakin terbuka.

‎”Rekam jejak internasional Maung Bodas, termasuk pengiriman pelatih ke berbagai negara, menjadi nilai tambah yang memperkuat posisi usulan ini,” terangnya.


‎Analis Nilai Budaya, Tri Murwani, menjelaskan bahwa tahun ini Ponpes Al-Fath mengusulkan tiga karya budaya sekaligus yakni Mapak Tamu Agung, Golopak Lepetok, dan Sang Maung Bodas.



‎Ketiganya telah melewati proses kajian mendalam dan verifikasi lapangan, sehingga berpeluang besar lolos sebagai WBTb.

‎Ia menuturkan bahwa proses ini melibatkan kolaborasi pentahelix antara pemerintah provinsi, pemerintah kota, komunitas budaya, dan masyarakat. Sidang lanjutan dijadwalkan pada Desember untuk menentukan hasil final.

‎Menurut Tri, Sang Maung Bodas menjadi salah satu usulan yang paling kuat karena memiliki bukti praktik yang hidup, diterima luas oleh masyarakat, serta memiliki aktivitas dan rekognisi internasional.

Bagikan Pelitasukabumi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Punten Teu Kenging Copas nya, Mangga hubungin IT Pelitasukabumi.id 081563116193