Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabumi.id – Wali Kota Sukabumi H. Ayep Zaki menegaskan, agar ke depan jangan ada lagi usulan-usulan yang mengendap selama bertahun-tahun dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang).
Hal tersebut disampaikan saat membuka Musrenbang Kelurahan Warudoyong Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi tahun 2025 untuk perencanaan 2027, di ruper Kelurahan Warudoyong, Senin (1/12/2025).
Kegiatan dihadiri Kepala Bappeda Kota Sukabumi, Mohamad Hasan Asari, Camat Warudoyong Sandra Teguh Utama, perwakilan OPD, Muspicam Warudoyong, LPM dan perwakilan RW se Kelurahan Warudoyong.
”Ini Musrenbang pertama di Kelurahan Warudoyong. Pesan kepada Kepala Bappeda jangan ada lagi usulan masyarakat yang mengendap selama bertahun-tahun. Bahkan sampai ada 12 kali Musrenbang yang tidak diakomodir,” kata wali kota.
Dia menambahkan, Musrenbang pada tahun ini mengerucut pada masalah berupa penyakit sosial yaitu pengangguran. Karena manusia itu harus punya pekerjaan untuk menyambung hidup.
”Pokoknya, tidak ada alasan bahwa manusia hidup itu harus punya pekerjaan jangan jadi pengangguran. Sekarang ikuti kemanapun saya melangkah. Caranya nanti saya kasih tahu. Kalau perlu kita pinjam ke bank untuk mendorong warga punya pekerjaan,” kata dia.
Dia menambahkan, setiap orang pencari kerja membutuhkan biaya dikisaran Rp20 hingga Rp30 juta. Setelah bekerja dan punya penghasilan dari pekerjaannya, sekian persennya dipakai mengganti pinjaman itu.
”Bank telah menyiapkan fasilitas dan saya sebagai penjaminnya. Bila perlu sertifikat saya jaminkan. Masalah berikutnya adalah penanganan kemiskinan ekstrem. Berikutnya penanganan rumah kumuh dan stunting. Terakhir infrastruktur kumuh,” ujarnya.
Masih kata Ayep ada beberapa klaster pengangguran yakni pengangguran tidak ijazah, pengangguran tamat SD, SMP, SMA dan sarjana.
Lurah Warudoyong Nuke Nurulaeni menuturkan, Musrenbang di wilayahnya menekankan konsep pemberdayaan dalam menekan angka pengangguran.
”Kita mengarahkan warga agar tidak terlalu bergantung pada pekerjaan di perusahaan-perusahaan melainkan membuka lapangan pekerjaan mandiri seperti beternak unggas, usaha jahit menjahit dan perbengkelan,” kata Nuke.
Disamping itu, untuk meningkatkan life skiil, pihaknya menggandeng OPD-OPD seperti DKP3 untuk pembudidayaan unggas. Untuk bidang jahit menjahit bekerjasama dengan lembaga pelatihan kerja (LPK) Murni.
”Tidak ada pembatasan umur dalam pelatihan ini. Bagi yang telah berumur tapi masih produktif akan terus kita dorong. Agar bisa mendapatkan tambahan penghasilan untuk biaya hidup sehari-hari bagi keluarganya,” ucapnya.
Ayep Zaki Tegaskan Jangan Ada Usulan Mengendap Bertahun-tahun dalam Musrenbang

