Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabumi.id – Pemerintah Kota Sukabumi menargetkan pertumbuhan pesat aset Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Kota Sukabumi dari Rp50 miliar menjadi Rp500 miliar dalam lima tahun ke depan.
Target ambisius itu disambut optimistis oleh Direktur baru BPR Kota Sukabumi, Sutrisno, meski diakuinya pencapaian tersebut bukan pekerjaan mudah.
“Target ini sangat menantang, baik bagi saya pribadi maupun bagi BPR. Tapi bukan hal yang mustahil,” ujar Sutrisno dalam wawancara perdananya, kepada sejumlah awak media, Rabu (8/9/2025).
Menurutnya, kondisi fundamental BPR saat ini cukup kuat. Rasio permodalan (KPMM) mencapai 60 persen jauh di atas ketentuan minimal 12 persen.
Return on Asset (ROA) juga tercatat di angka 5 persen, melampaui standar sehat 2 persen. Sementara rasio BOPO (biaya operasional terhadap pendapatan operasional) berada di 69 persen, jauh di bawah ambang batas 80 persen.
“Rasio-rasio inti kita sangat bagus. Ini modal besar untuk tumbuh,” tegasnya.
Meski demikian, Sutrisno mengakui tantangan utama masih terletak pada penghimpunan dana masyarakat (DPK) yang relatif kecil.
Hingga akhir 2024, DPK BPR Sukabumi baru mencapai Rp22,8 miliar, sementara dengan modal serupa bank lain bisa mengelola dana hingga lebih dari Rp100 miliar.
“Masalahnya, nasabah kita masih sedikit. Tingkat kepercayaan masyarakat juga perlu ditingkatkan. Itu fokus kami ke depan,” jelasnya.
Untuk itu, BPR Sukabumi akan memperluas basis nasabah, tidak hanya dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) seperti selama ini, tapi juga masyarakat umum dan pelaku usaha produktif.
Sejumlah inovasi produk akan diluncurkan, seperti tabungan rencana umroh, tabungan pendidikan, dan tabungan hari raya.
“Kita harus aktif menjemput bola. Saya ingin BPR Sukabumi menjadi bank pilihan masyarakat, bukan hanya ASN,” katanya.
Selain memperbesar DPK, BPR juga akan memperkuat pembiayaan produktif seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan pembiayaan proyek kontraktor Pemda dengan sistem tertutup (close system).
Strategi ini diharapkan mampu menekan biaya dana (cost of fund) dan meningkatkan daya saing. “Kalau masyarakat sudah banyak menabung di kita, cost of fund akan turun, dan kita bisa bersaing dengan bank umum,” ujarnya penuh semangat.
Sutrisno menambahkan, ke depan BPR Sukabumi tidak ingin terus bergantung pada penyertaan modal dari pemerintah. Pertumbuhan akan ditempuh melalui peningkatan laba dan ekspansi pasar.
“Saya ingin BPR ini besar dengan kakinya sendiri. Kalau target aset Rp500 miliar tercapai, laba bisa mencapai Rp25 miliar dan modal tumbuh dua kali lipat. Itu sangat realistis,” ujarnya optimistis.
Dengan rasio keuangan yang sehat dan arah strategi yang jelas, Sutrisno yakin BPR Kota Sukabumi mampu mewujudkan target besar tersebut. Namun, ia menegaskan, keberhasilan hanya bisa dicapai bila seluruh pihak turut berpartisipasi.
“Yuk, jadi nasabah. Kalau masyarakat percaya dan mendukung, pertumbuhan itu bisa kita capai bersama,” tutupnya.
BPR Sukabumi Genjot Aset ke Rp500 Miliar, Fokus Bangun Kepercayaan Publik
