Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabumi.id – Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, bertekad menjadikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai mesin penggerak ekonomi daerah. Ia menegaskan, perusahaan daerah tak boleh lagi menjadi beban APBD.
Dari lima entitas yang dimiliki Kota Sukabumi RSUD R. Syamsudin, RSUD Al-Mulk, PDAM Tirta Bumi Wibawa, PD Waluya, dan BPR Kota Sukabumi hanya BPR yang konsisten mencatat laba.
Sementara empat lainnya justru menorehkan akumulasi kerugian hingga Rp226 miliar selama 2020–2024, bahkan modal PD Waluya tercatat minus.
Namun, arah mulai berbalik sejak awal 2025. “Sampai Juli 2025 kita sudah surplus Rp4,4 miliar dan diproyeksikan tembus Rp15 miliar di akhir tahun. Ini bukti strategi tepat bisa membangkitkan BUMD dan BLUD,” ujar Ayep, Senin (15/9/2025).
Menurutnya, evaluasi kinerja tak cukup hanya melihat Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Semua laporan keuangan dari laporan operasional, neraca, hingga perubahan modal harus dijadikan dasar pembenahan.
“Kalau semua laporan dimanfaatkan, pertumbuhan bisa seimbang pelayanan publik tetap terjaga, SDM berkembang, dan bisnis ikut tumbuh,” tegasnya.
Selain membenahi sistem, Ayep menggarisbawahi pentingnya kepemimpinan yang bersih dan profesional. Ia menolak praktik nepotisme.
“Tidak ada posisi di BUMD atau BLUD yang diisi keluarga saya. Kita butuh orang yang benar-benar mampu membawa perusahaan daerah bersaing,” katanya.
Ia juga mendorong BUMD dan BLUD ikut berperan sosial melalui program CSR, seperti membantu iuran BPJS warga, penanggulangan stunting, hingga bedah rumah.
”Semua itu ditopang strategi “Three Winning, Winning System, Winning Team, dan Winning Concept,” ujarnya.
Mengelola BUMD, kata Ayep, ibarat memacu motor di lintasan balap.
“Banyak yang bisa naik motor, tapi tidak semua mampu melaju di sirkuit dengan aman dan cepat. Begitu juga mengelola perusahaan daerah, perlu keahlian, integritas, dan visi yang jelas,” pungkasnya.
Akhiri Era Merugi, Ayep Zaki Perkuat BUMD dan BLUD Jadi Mesin Pengungkit PAD
