Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabumi.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi gencar lakukan monitoring wilayah untuk memetakan titik rawan bencana, seperti banjir limpasan dan tanah longsor.
Kepala Pelaksana BPBD, Novian Rahmat Taufik, menegaskan kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya mitigasi bencana.
“Kami rutin memantau lokasi berisiko guna mencegah dampak sejak dini,” ujarnya, Jumat (1/8/2025).
Dia menambahkan, monitoring dilakukan dengan menurunkan personel ke lapangan untuk mengecek kondisi infrastruktur, aliran sungai, dan lereng rawan longsor.
”Ya benar, nanti hasilnya dijadikan dasar penyusunan rekomendasi mitigasi kepada pemerintah daerah untuk ditindaklanjuti,” kata Novian.
Selain itu kata dia, BPBD juga mengintensifkan sosialisasi kepada warga di daerah rawan. Edukasi tersebut bertujuan meningkatkan kewaspadaan serta mendorong partisipasi warga dalam melaporkan potensi bencana.
“Kolaborasi warga dan pemerintah sangat penting untuk meminimalkan risiko,” kata Novian. BPBD juga berkoordinasi dengan instansi teknis seperti Dinas PU dan aparat kewilayahan guna mempercepat penanganan di lapangan.
Monitoring akan terus dilakukan secara berkelanjutan, terutama menghadapi cuaca ekstrem. “Kesiapsiagaan adalah kunci mengurangi dampak bencana,” pungkasnya.
Hingga akhir Juli 2025 tambahnya, BPBD telah menyisir sedikitnya 12 titik rawan yang tersebar di enam kecamatan.
Beberapa titik yang mendapat perhatian khusus antara lain Kelurahan Cikundul, Subangjaya, dan Karang Tengah, yang memiliki kontur tanah labil serta dekat dengan aliran sungai.
Dari hasil monitoring, ditemukan adanya sedimentasi tinggi pada beberapa anak sungai yang melintasi kawasan permukiman.
”Tentu hal ini berpotensi menyebabkan luapan air saat hujan deras. BPBD merekomendasikan pengerukan sungai dan perbaikan saluran drainase di titik-titik tersebut,” tuturnya.