Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabumi.id – Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, mencatat dari 125 kali kejadian bencana kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp1,3 Miliar. Hal tersebut terjadi dalam rentang waktu 1 Januari hingga 31 Mei 2025.Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik menjelaskan, secara aggregate tercatat sebanyak 125 kali kejadian, yang tersebar di 7 (tujuh) Kecamatan. “Nilai kerugian mencapai Rp 1.370.650.000,” Jelasnya.
Novian menambahkan, luas area terdampak sekitar 2.220 hektare. Sedangkan jumlah penduduk yang terdampak capai 138 KK. Jumlah tersebut terdiri dari 162 orang terdampak, 179 unit bangunan rusak, 2 unit rusak berat, 8 unit rusak sedang dan 169 unit rusak ringan.”Bulan Mei merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat tercatat 37 kasus,” ungkap Novian. Disusul Bulan Januari 22 kasus, Bulan Februari 4 kasus, kemudian Bulan Maret 39 Kasus dan Bulan April 23 kasus.
Dari sekian kejadian bencana tersebut bencana banjir paling mendominasi 20 kali kejadian. Disusul cuaca ekstrem sebanyak 11 kali, lalu tanah longsor sebanyak 5 kali, serta yang terendah kebakaran permukiman 1 kali.
Masih kata dia, aggregate terkait nilai kerugian terbesar berasal dari bencana cuaca ekstrem yakni sebesar Rp1.009.750.000 dengan prakiraan luas area terdampak 0,0987 hektare (Ha). Berikutnya, tanah longsor Rp 202.000.000 prakiraan luas area terdampak 0,0266 Ha.Berikutnya adalah banjir Rp 77.800.000 prakiraan luas area terdampak 0,0772 Ha, dan terendah Kebakaran Permukiman Rp 58.000.000 prakiraan luas terdampak 0,0158 Ha. Terakhir, angin topan/beliung Rp 23.100.000 prakiraan luas area terdampak 0,0037 Ha.
Berdasarkan sebaran wilayah kasus bencana tertinggi ada di Kecamatan Warudoyong 27 kali kejadian yang berasal dari Kelurahan Dayeuh Luhur (13 kasus),” cetus Novian.
Selanjutnya, Kecamatan Baros (26 kali) yang berasal dari Kelurahan Sudajaya Hilir (11 kasus), Kecamatan Lembursitu (18 kali) yang berasal dari Kelurahan Cikundul (5 kasus), dan Kecamatan Cibeureum (18 kali) yang berasal dari Kelurahan Limusnunggal (10 kasus).
Lalu setelah itu Kecamatan Citamiang (15 kali) yang berasal dari Kelurahan Gedong Panjang (6 kasus), Kecamatan Cikole (13 kali) yang berasal dari Kelurahan Subangjaya (7 kasus). Terakhir, Kecamatan Gunung Puyuh (8 kali) yang berasal dari Kelurahan Karang Tengah dan Karamat (3 kasus).”Khusus bulan Mei tercatat 37 kasus kejadian. cuaca ekstrem 11 kali, disusul banjir 20 kali, tanah longsor 5 kali, dan yang terendah kebakaran permukiman 1 kali,” terang Novian.
Beberapa faktor penyebab lainnya yakni berdasarkan Statiun Klimatologi Jawa Barat bahwa perkembangan dinamika atmosfer pada skala global, regional dan lokal.
Serta luaran model cuaca deterministik dan probabilistik diperkirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Jawa Barat.
Bulan Mei lanjut Novian, jumlah jiwa terdampak 13 orang dan kerusakan bangunan mencapai 34 unit. Nilai kerugian pun tergolong besar yang ditaksir mencapai Rp 259.000.000 dengan 0,0769 Ha terdampak.