Wartawan Usep Mulyana
Pelitasukabumi.id – Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Sukabumi, KH. Apep Saefulloh menyampaikan pandangannya terkait wakaf uang di Kota Sukabumi. Ia menegaskan, fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), menegaskan, wakaf uang hukumnya jaiz atau boleh dilakukan.
Fatwa tersebut baik tersirat maupun tersurat membuka peluang besar bagi umat Islam untuk berwakaf secara tunai demi kemaslahatan bersama. Namun, Apep menilai ada persoalan yang muncul di Sukabumi karena nadzir wakaf uang dipegang Yayasan Pembina Pendidikan Doa Bangsa.
Yayasan ini dikenal memiliki kedekatan historis dengan Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki, yang menimbulkan keraguan di sebagian kalangan mengenai akuntabilitas dan manfaat yang sudah diberikan yayasan itu.
Ia secara kritis mempertanyakan kontribusi yayasan tersebut bagi masyarakat Sukabumi. “Sudah ada kontribusi apa yayasan itu di Kota Sukabumi?” tanyanya.
Sebagai perbandingan, ia menyebut nama-nama lembaga yang sudah lama berkontribusi, seperti Syamsul ‘Ulum dan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), yang menurutnya lebih memiliki rekam jejak jelas.
Menurut Apep, kunci utama keberhasilan pengelolaan wakaf adalah kepercayaan (trust). Jika masyarakat percaya kepada pengelola, potensi wakaf akan berkembang jauh lebih besar dan produktif.
Sebaliknya, jika kepercayaan hilang, hasil pengelolaan wakaf akan stagnan atau bahkan tidak memberikan manfaat berarti bagi kemaslahatan umat.
Karena itu, ia menyarankan agar pengelolaan wakaf uang di Kota Sukabumi tidak hanya dipercayakan kepada satu yayasan saja.
Apep mengusulkan pembentukan konsorsium yang berisi berbagai lembaga keagamaan untuk bersama-sama mengelola dana wakaf secara transparan dan profesional.
Ia juga menyebut pentingnya melibatkan perguruan tinggi ternama di Sukabumi seperti Syamsul ‘Ulum dan UMMI dalam konsorsium tersebut.
Dengan begitu, pemanfaatan wakaf uang bisa diarahkan untuk program-program yang benar-benar produktif dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat luas.
