TPID Kota Sukabumi Kendalikan Inflasi Lewat Pemantauan Bapokting dan Gerakan Pangan Murah

Wartawan Iyus Firdaus

Pelitasukabumi.id – Upaya pengendalian inflasi di Kota Sukabumi terus dilakukan secara terpadu oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Hal itu disampaikan Kabid Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Erni Agus Riyani di lingkungan kerja Bappeda Kota Sukabumi, Kamis (15/5/2025).

“Salah satu langkah konkret yang telah dijalankan adalah monitoring dan pelaporan harian terhadap perkembangan harga bahan pokok penting (bapokting) oleh Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, dan Perindustrian (Diskumindag),” kata Erni.

Kegiatan tersebut kata dia, menjadi salah satu instrumen penting dalam mendeteksi dini gejolak harga di pasar. Selain pemantauan harga, Pemerintah Kota Sukabumi melalui TPID juga telah menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai bentuk intervensi langsung kepada masyarakat.

Kegiatan GPM tersebut dilaksanakan selama bulan Januari hingga Februari 2025, mencakup seluruh tujuh kecamatan di Kota Sukabumi. Langkah ini bertujuan menjaga keterjangkauan harga serta ketersediaan pasokan bahan pangan strategis.

Menurut informasi dari Sekretariat TPID yang berada pada Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Sukabumi, laju inflasi bulanan (month-to-month/mtm) pada April 2025 tercatat sebesar 1,13 persen.

Dari angka tersebut, sekitar 1,05 persen di antaranya disumbang oleh kenaikan tarif listrik. Kenaikan ini menjadi penyumbang terbesar inflasi bulanan dan menjadi perhatian TPID dalam menyusun strategi stabilisasi harga.

Baca Juga :  Konsolidasi Relawan Fahmi-Dida, 70 Persen Peluang Kemenangan Terbuka Lebar

Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat bahwa inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) di Kota Sukabumi pada April 2025 mencapai 2,74 persen.

Angka tersebut didasarkan pada Indeks Harga Konsumen (IHK) yang berada di angka 109,52. Angka ini menunjukkan adanya kenaikan harga secara umum dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.

Kelompok pengeluaran dengan inflasi y-on-y tertinggi tercatat pada kategori perawatan pribadi dan jasa lainnya. Kenaikan pada kelompok ini mencapai 9,38 persen dengan IHK sebesar 119,73.

Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan di luar pangan, khususnya yang berkaitan dengan perawatan diri, juga turut memberikan tekanan terhadap inflasi di daerah.

Sementara itu, satu-satunya kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi y-on-y adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, dengan angka deflasi sebesar -0,01 persen dan IHK sebesar 99,02.

Penurunan harga pada kelompok ini menjadi penyeimbang di tengah kenaikan pada kelompok lainnya, meskipun pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap inflasi umum.

Bagikan Pelitasukabumi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Punten Teu Kenging Copas nya, Mangga hubungin IT Pelitasukabumi.id 081563116193